REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga mengatakan sesuai dengan arahan Presiden untuk bisa meningkatkan nilai tambah dari barang ekspor, Kementerian Perdagangan mendorong industri dalam negeri meningkatkan produksi barang jadi ataupun produk hilirisasi.
“Mengekspor produk jadi atau yang bernilai tambah adalah keniscayaan. Sesuai arahan Presiden Joko Widodo, ekspor komoditas atau barang mentah akan bertahap dikurangi," ujar Jerry dalam siaran persnya, Selasa (12/9/2023).
Salah satunya ke Malaysia, Jerry mengatakan, sektor ritel, jasa makanan, dan barang jadi merupakan pasar ekspor potensial bagi Indonesia. Ia mencatat, tingkat belanja konsumen di Malaysia diproyeksikan terus meningkat dengan tren mencapai 8,21 persen. Hal ini berbanding lurus dengan proyeksi tren penjualan ritel sebesar 5,32 persen.
Sementara untuk sektor fast moving consumer good (FMCG) atau barang kebutuhan sehari-hari, pangsa pasar terbesar berada pada produk kecantikan dan makanan ringan. Adapun pangsa pasar sektor fashion didominasi produk pakaian wanita dan pria.
Di Malaysia, industri jasa ritel menjadi salah satu sektor yang memberikan kontribusi terbesar terhadap produk domestik bruto (PDB) Malaysia yang didominasi produk makanan dan minuman. Beberapa perusahaan ritel top di Malaysia, antara lain, B.I.G. Store, 7-Eleven, MJ Dept Store, Tesco, dan AEON.
“Ritel adalah sektor penggerak perdagangan yang turunannya akan ke usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). UMKM sejauh ini telah memiliki kontribusi sebesar 60,5 persen pada PDB Indonesia dan 97 persen pada sektor ketenagakerjaan. Kementerian Perdagangan juga memiliki 46 perwakilan dagang yang tersebar di seluruh dunia, termasuk di Malaysia yang memang ditugaskan untuk membantu dan memfasilitasi ekspor, impor, serta pertukaran barang dan jasa,” ujar Jerry.
Berdasarkan data Euromonitor, jumlah ritel Indonesia sebanyak 3,98 juta pada 2022. Terdapat lebih dari 41 ribu ritel toko serba ada, 1.500 supermarket, dan 298 unit jenis hipermarket. Dari sisi penjualan, penjualan ritel mencapai Rp 1.526,2 triliun atau meningkat 8,6 persen pada 2022. Hal ini menunjukkan bahwa industri ritel Indonesia masih menunjukkan peningkatan dan berpotensi untuk ekspor.
Jerry juga mengungkapkan, pasar ASEAN menjadi pasar potensial. Berdasarkan data makro ASEAN memiliki populasi mencapai 672 juta jiwa dan diproyeksikan pada 2030, jumlah angkatan kerja di ASEAN meningkat sebesar 40 juta.
Dari sisi ekonomi, pertumbuhan ekonomi di ASEAN pada 2022 mencapai 5,6 persen dengan total PDB mencapai 3,62 triliun dolar AS. Hal ini menunjukkan, ekonomi ASEAN masih cukup stabil. Kontribusi ekspor negara-negara ASEAN juga mencapai 8,39 persen dari total ekspor dunia yang menunjukkan bahwa ASEAN merupakan pasar yang strategis.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia, imbuh Wamendag Jerry, tetap tinggi di tengah perlambatan ekonomi global. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II 2023 tercatat 5,17 persen (yoy) atau meningkat dari pertumbuhan pada kuartal sebelumnya sebesar 5,04 persen (yoy).
Sepanjang 2023, ekonomi Indonesia diperkirakan bertumbuh mencapai kisaran 4,5--5,3 persen. Dari sisi ekspor, neraca perdagangan Indonesia pada Juli 2023 masih terus mengikuti tren surplus. Bulan Juli 2023 mencatatkan surplus 1,31 miliar dolar AS dengan nilai ekspor Indonesia mencapai 20,88 miliar dolar AS atau naik 1,36 persen dibanding Juni 2023.