REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Rektor UMY Prof Gunawan Budianto mengungkap temuan adanya 58 mahasiswa yang terjerat pinjaman online (pinjol). Diakui, maraknya pinjol ilegal ini membuat pihak kampus khawatir bahwa banyak mahasiswa yang terjebak.
Temuan ada mahasiswa terjerat pinjol diketahui dari survei acak yang dilakukan pihak kampus. Rektor lantas menuturkan sejumlah fakta dari hasil survei acak tersebut.
Ia memaparkan, para mahasiswa mengetahui tentang pinjol bukan hanya lewat aplikasi, melainkan karena ditawarkan langsung ke mereka. Bahkan, hingga ada yang datang langsung ke kos-kosan mahasiswa.
"Dari 58 mahasiswa itu ada banyak yang sudah lunas dan mereka cerita kalau bunganya besar, bisa 20 persen. Pinjaman mereka bisa Rp 5 juta, Rp 10 juta hingga buat beli motor baru," ujar Gunawan.
Adapun mayoritas ikut pinjol karena buat gaya hidup mereka seperti untuk nongkrong hingga beli motor baru. Bahkan, dari banyak mahasiswa yang ditanya hampir tidak ada digunakan untuk bayar kuliah.
Meski hanya mendapatkan 58 mahasiswa yang secara terbuka mengakui telah meminjam dana di pinjol, Gunawan meyakini jumlah mahasiswa yang terjerat ada lebih banyak. Ia bahkan memprediksi bahwa sedikitnya di setiap prodi ada yang menggunakan pinjol.
Namun, kemungkinan banyak yang malu mengungkapnya ketika ditanya saat survei. Untuk mencegah semakin banyaknya mahasiswa yang terjerat pinjol, pihak kampus UMY memperingatkan mahasiswa baru mengenai hal tersebut dalam Masa Ta'aruf Mahasiswa Baru UMY 2023/2024 (MATAF UMY) yang mulai diadakan pada Senin (11/9/2023) di Sportorium UMY.
Tidak hanya itu, panitia MATAF juga dilarang meminta data nomor handphone para peserta mahasiswa baru. Ini untuk meminimalisasi penyalahgunaan data tersebut ketika lembar data dibuang setelah acara berakhir.
"Kami akan wanti-wanti para mahasiswa mengenai pinjol, karena jika sampai terjerat ini bisa mengganggu proses perkuliahan mereka," kata Gunawan.