Selasa 12 Sep 2023 15:04 WIB

Politikus PDIP: Mahfud, Ridwan Kamil, dan Sandiaga adalah Putra Terbaik

Koalisi pendukung Ganjar menekankan pada kompetensi dan rekam jejak cawapres.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Andri Saubani
Menko Polhukam Mahfud MD.
Foto: Prayogi/Republika
Menko Polhukam Mahfud MD.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Aria Bima mengatakan, empat partai politik pengusung Ganjar Pranowo masih terus membahas bakal calon wakil presiden (cawapres) mantan gubernur Jawa Tengah itu. Tiga nama yang beredar saat ini adalah Sandiaga Salahuddin Uno, Mahfud MD, dan Ridwan Kamil.

"Akhir-akhir ini muncul ada Pak Mahfud, Pak Sandi, Pak RK itu adalah putra-putra terbaik kita yang semuanya adalah baik. Tentu itu saat ini masih dalam suatu proses membicarakan antarpartai pengusung," ujar Aria Bima di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (12/9/2023).

Baca Juga

PDIP bersama Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Hanura, dan Partai Persatuan Indonesia (Perindo) memiliki cara pandang dalam membahas bakal cawapres dari Ganjar. Dua yang ditekankan adalah kompetensi dan rekam jejaknya.

Ia juga mengamini, bakal cawapres dari Ganjar harus merupakan sosok yang dapat membantu peningkatan elektoral pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Namun, hal tersebut bukan menjadi poin utama dari pembahasan pendamping Ganjar.

"Penguatan suara itu juga menjadi indikator seseorang bisa menjadi pasangan Pak Ganjar, tapi bukan satu-satunya. Karena ini bekerja sama atau tidak untuk Indonesia maju ke depan, ini yang lebih penting," ujar Aria Bima.

Khusus terkait Ridwan Kamil, ia mengakui bahwa mantan gubernur Jawa Barat itu memiliki kekuatan elektoral yang besar di Jawa Barat. Tentu angka tersebut akan menjadi pertimbangan untuk mengajak atau tidaknya Ridwan Kamil menjadi bakal cawapres Ganjar.

"Tentu itu menjadi faktor pertimbangan untuk memberikan atau mengajak Pak Ridwan Kamil menjadi pasangan cawapres dari Pak Ganjar. Kita tidak mengingkari itu bahwa kriteria dalam kaitan elektoral itu diperhitungkan," ujar Aria Bima.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement