Selasa 12 Sep 2023 15:12 WIB

Polisi Terus Usut Para Artis Film Porno yang Dibuat di Jaksel

Film porno dibintangi 12 artis, model, dan selegram.

Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya, Kombes Ade Safri Simanjuntak menunjukkan barang bukti produksi film porno.
Foto: Antara
Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya, Kombes Ade Safri Simanjuntak menunjukkan barang bukti produksi film porno.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Heboh pembuatan film porno yang digarap disebuah rumah produksi di Jakarta Selatan (Jaksel) mendapat perhatian sangat serius dari aparat kepolosian. Bahkan kini pemeran film lokal dari kalangan artis, model, selegram yang jumlahnya mencapai 12 orang dikenakan melakukan tuduhan melakukan perbuatan melanggar hukum.

Para pemeran film porno lokal yang digarap rumah produksi di Jaksel itu dibayar Rp 10 juta sampai Rp 15 juta per tayangan. Namunm menurut aparat penegak hukum rumah produksi tersebut tidak memiliki kontrak atau perjanjian tertentu dengan para pemeran. 

Baca Juga

Rumah produksi hanya memberi bayaran kepada mereka sesuai dengan kesepakatan saja. Hal itu terbongkar setelah Ditreskrimsus Polda Metro Jaya menangkap lima pelaku yang terlibat pembuatan film porno di Jaksel.

"Tidak terdapat kontrak untuk pemeran yang digunakan dalam pembuatan film asusila yang dimaksud. Jadi pembayaran hanya sekali di per film dengan kisaran pembayaran di angka Rp 10 juta sampai Rp 15 juta," ujar Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya, Kombes Ade Safri Simanjuntak di Mapolda Metro Jaya, Semanggi, Jaksel, Senin (11/9/2023).

Menurut Ade, film yang kental dengan adegan asusila tersebut diperankan oleh 12 pemeran wanita dan lima pria. Mereka berasal dari kalangan artis, model, sampai dengan selebgram. Masing-masing pemeran wanita berinisial VV, SKE, CN, SE, E, BLI, M, MGP, S, J, ZS, AB. Lalu untuk pemeran prianya berinisial BP, P, UR, AG (AD), RA. 

Rumah produksi merekrut mereka dari jaringannya dan juga melalui profiling di media sosial. "Tersangka ini selain mendapatkan talent dari kelompok jaringannya, juga dilakukan melalui profiling media sosial dari calon targetnya. Jadi perlu saya sampaikan di sini latar belakang dari pemeran wanita di sini mulai dari artis, foto model, maupun selebgram," ungkap Ade Safri. 

Baca selengkapnya di halaman berikutnya..

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement