REPUBLIKA.CO.ID, BALIKPAPAN -- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Balikpapan mendeteksi adanya penurunan jumlah titik panas di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), yakni dari 102 titik pada Senin kemarin turun menjadi 4 titik pada Selasa (12/9/2023). "Sebanyak 4 titik panas tersebut terpantau hari ini mulai pukul 01.00 hingga 16.00 Wita," ujar Koordinator Bidang Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman - Sepinggan Balikpapan Diyan Novrida di Balikpapan.
Titik panas merupakan indikator kebakaran hutan atau lahan (karhutla) yang terdeteksi dari suatu lokasi, dengan suhu relatif tinggi dibandingkan dengan suhu di sekitarnya. Untuk itu, ia mengajak semua lapisan masyarakat saling menjaga dan waspada, seperti saling mengingatkan agar tidak membuang puntung rokok sembarangan, kemudian tidak melakukan pembakaran saat mengelola lahan agar tidak terjadi karhutla.
Sebaran titik panas ini telah diinformasikan ke pihak terkait, termasuk kepada badan penanggulangan bencana daerah (BPBD) baik di tingkat provinsi maupun kabupaten terkait untuk mendapat penanganan lebih lanjut.
"Sebanyak 4 titik panas ini tersebar pada dua kecamatan di Kabupaten Berau, yakni Kecamatan Gunung Tabur satu dan Kecamatan Pulau Derawan tiga titik, semuanya memiliki tingkat kepercayaan menengah," katanya.
Berkurangnya titik panas ini karena berbagai faktor, antara lain karena di sejumlah kawasan di Kaltim dalam beberapa hari terakhir mengalami hujan, termasuk kesadaran masyarakat yang tidak sembarangan melakukan pembakaran.
Sehari sebelumnya yang terdeteksi 102 titik panas, tersebar pada enam kabupaten di Kaltim yakni di Paser 4 titik, Penajam Paser Utara 1, Kutai Barat 23, Kutai Timur 36, Kutai Kartanegara 13, dan Kabupaten Berau terdeteksi 25 titik.