Rabu 13 Sep 2023 03:47 WIB

Halaqoh Kiai dan Santri Jateng: 'AMIN Pasangan Penyempurna Kebaikan'

Di forum halaqah ini, para kiai juga membahas berbagai hal.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq
Ketua DPW PKB Jawa Tengah, KH M Yusuf Chodlori, memimpin acara halaqah kiai dan santri se-Jateng, di Ponpes Syubbanul Wathon, Tegalrejo, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Senin (11/9).
Foto: Dok.Humas PKB Jateng
Ketua DPW PKB Jawa Tengah, KH M Yusuf Chodlori, memimpin acara halaqah kiai dan santri se-Jateng, di Ponpes Syubbanul Wathon, Tegalrejo, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Senin (11/9).

REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG -- Partai Kebangkian Bangsa (PKB) Jawa Tengah terus ‘ngegas’ untuk mengonsolidasikan kekuatan pascadeklarasi pasangan Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar (AMIN).

Yang terbaru, PKB Jateng menggelar halaqah kiai dan santri se-Jateng di Pondok Pesantren (Ponpes) Syubbanul Wathon, Tegalrejo, Kabupaten Magelang, Senin (11/9/2023).

Kegiatan yang diinisiasi Ketua DPW PKB Jateng, KH M Yusuf Chodlori ini, menjadi salah satu ikhtiar untuk memenangkan pasangan AMIN, pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.

“Halaqah kemarin untuk percepatan pemenangan Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar (AMIN) setelah dideklarasikan sebagai pasangan capres-cawapres pekan lalu,” ungkap KH M Yusuf Chodlori, dalam penjelasannya, Selasa (12/9/2023).

Pria yang akrab disapa Gus Yusuf ini menyampaikan, di forum halaqah ini, para kiai membahas berbagai hal. Antara lain membicarakan seputar konstalasi politik nasional dan kebulatan tekad PKB Jateng untuk memenangkan pasangan AMIN.

Foum ini juga dihadiri oleh pengasuh Ponpes Assalafiyah, Brebes, KH Subhan Ma’mun, KH Badawi Basyir (Kudus), KH Syarif Hidayatullah (Wonosobo), Habib Ali Alatthos (Tegal), dan seluruh kiai se-Jateng lainnya.

Selain itu halaqah kiai dan santri ini juga dihadiri para santri alumni Ponpes Ploso, Lirboyo, Tegal, dan sejumlah ponpes lainnya yang ada di Jateng.

Menurut Gus Yusuf, dengan majunya Gus Muhaimin, sekaligus ‘membukakan’ pintu bahwa Nahdlatul Ulama (NU) punya kesempatan emas untuk memimpin sebuah perubahan di negeri ini.

Perubahan yang dimaksud bukan perubahan yang radikal, tetapi perubahan untuk menyempurnakan kebaikan. “Apa yang sudah baik, kita sempurnakan, yang tidak baik kita tinggal dan yang perlu diperbaiki, kita perbaiki,” jelas dia.

Pengasuh Ponpes Darul Falah, Jekulo, Kabupaten Kudus, KH Ahmad Badawi Basyir menambahkan, perubahan sering disalahartikan sebagai upaya untuk mengubah tatanan yang sudah ada.

Karena sekarang ini segala sesuatu mudah ‘diplesetkan’ dan kemudian disebarkan ke mana-mana. Sehingga konteks perubahan jamak diartikan seolah-olah akan mengganti ideologi dan tatanan negara.

“Semua itu salah besar dan sudah saya cek sendiri ke pasangan AMIN, perubahan yang sedang diupayakan adalah meneruskan dan menyempurnakan pembangunan yang sudah berjalan,” ungkapnya.

Sementara itu, konsultan politik, Eep S Fatah dalam kesempatan ini mengatakan, mengapa perubahan sering dipersepsikan demikian (negatif), karena warga NU sebagian masih menganggap Gus Muhaimin ini masih menjadi ‘penumpang’ dalam koalisi.

Padahal Gus Muhaimin sekarang ini bukan lagi penumpang dan bersama Anies Baswedan akan membawa ke arah perubahan dengan tetap melalui jalan yang sudah baik. “Hati-hati, dengan argumen yang salah, akan ‘membukakan pintu’ untuk yang kalah,” tegas dia.

Dalam forum ini para peserta halaqah telah menyepakati para kiai di Jateng akan menggerakkan jaringan kiai dan santri di daerah untuk memenangkan pasangan AMIN sampai pilpres digelar 14 Februari 2024 mendatang.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement