REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE - Sejumlah mahasiswa dari negara di Asia Tenggara mengemukakan pandangannya dalam mendorong kerja sama antar negara yang tergabung dalam Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan negara mitra. Hal ini dalam rangka ASEAN Day 2023 yang digelar oleh KJRI Melbourne belum lama ini.
Mahasiswa asal Indonesia yang berkuliah di Universitas Melbourne, Aulia Hanifah memaparkan mengenai bagaiamna WNI di luar negeri mampu bertransformasi untuk kesehatan digital demi meningkatkan konektivitas ekonomi di ASEAN. Dalam hal ini ia menekankan langkah dan target ke depan dalam kepemmpinan Indonesia di ASEAN.
Aulia menyoroti peran teknologi dalam meningkatkan layanan kesehatan dan konektivitas ekonomi di kawasan ini. Selain itu, ada Shiao Lu dari Malaysia yang juga kuliah di Universitas Melbourne.
Dia menyampaikan presentasi menarik tentang 'Pendidikan sebagai Jembatan Pertumbuhan Ekonomi dan Inovasi di ASEAN'. Shiao membahas bagaimana pendidikan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan inovasi di ASEAN.
Sedangkan Elizabeth Duyao dari Filipina, mahasiswa Monash University, menyampaikan materi tentang 'Pendekatan Lensa Inklusif untuk Pembelajaran Digital'. Elizabeth menekankan pentingnya inklusivitas dalam pendidikan digital untuk memastikan akses yang adil bagi semua.
Menyusul suksesnya penyelenggaraan ASEAN Summit 2023 di Jakarta, KJRI Melbourne turut merayakan dengan menjadi host peringatan ASEAN Day 2023. Dengan mengusung semangat dan keberagaman budaya negara-negara ASEAN, KJRI Melbourne menyelenggarakan ASEAN Day pada akhir pekan lalu KJRI Melbourne dengan melibatkan para mahasiswa internasional dari tiga negara ASEAN yang memiliki Konsulat Jenderal di Melbourne.
"ASEAN Day adalah sebuah kesempatan bagi kita semua untuk memperkuat ikatan persahabatan dan kerja sama di antara negara-negara perwakilan ASEAN di sini, di Melbourne. Ini adalah sebuah platform bagi mahasiswa internasional kami untuk menunjukkan bakat dan ide-ide mereka," ujar Konjen RI Kuncoro Waseso dalam rilis KJRI Melbourne yang diterima Republika pada Selasa (12/9/2023).
Acara tersebut dimeriahkan oleh kehadiran tamu-tamu terhormat antara lain Konjen Malaysia, Yang Terhormat Bapak Nik Muhammad Nasyron Syah Bin Nik Daud, Konjen Filipina, Yang Terhormat. Ibu Maria Lourdes M. Salcedo dan perwakilan dari Department of Foreign Affairs Australia (DFAT) Bapak Luke Morgan. Dalam pidatonya, Konjen Malaysia dan Konjen Filipina menyoroti pentingnya kerja sama regional, dan menyatakan bahwa persatuan ASEAN menjadi kekuatan kita, dan bersama-sama dapat mengatasi tantangan global dengan lebih efektif.
Perayaan dilanjutkan dengan pertunjukan budaya menawan dari masing-masing negara, menampilkan tradisi dan bakat unik mereka. Para peserta disuguhi hidangan sederhana yang lezat dari masakan negara-negara ASEAN yang semakin meningkatkan pengalaman rasa pertukaran antar budaya di dalam ASEAN.
Ide untuk melibatkan para mahasiswa international dalam kegiatan ini karena terdapat sekitar 170 ribu mahasiswa/i mancanegara setiap tahunnya yang datang ke negara bagian Victoria untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Sebagai contoh 48 persen mahasiswa/I Universitas Melbourne merupakan pendatang. Mahasiswa/I dari negara-negara ASEAN sendiri selalu masuk TOP 10 jumlah mahasiswa asing terbanyak di Melbourne, yang semakin menambah warna dan semangat keberagaman semakin hidup di kota tersebut.