REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Schneider Electric menyerukan pentingnya membenahi kembali rantai pasok hulu-hilir pada perusahaan atau industri. Seruan ini untuk mencapai keberlanjutan di tengah derasnya megatren dunia yang membawa banyak perubahan pada sektor bisnis.
Megatren merupakan tren besar dan berjangka panjang yang mempunyai dampak signifikan terhadap masyarakat dan perekonomian (globalisasi, perubahan iklim, pergeseran demografi, urbanisasi, teknologi, kelangkaan sumber daya, kesenjangan, polarisasi politik, disrupsi, dan keberlanjutan).
Director Environment & Sustainability, Global Supply Chain (GSC) International, Schneider Electric Devina S. Raditya Jap mengatakan konsep ini disampaikan untuk mendukung peningkatan industri di Indonesia yang efektif dan memiliki nilai keberlanjutan tinggi dalam perspektif rantai pasok nasional dan global.
Kalangan industri di Indonesia dapat segera melakukan pengembangan strategi dan rencana implementasi untuk mencapai manfaat berkelanjutan.
Di dalamnya harus terdapat unsur sosial, lingkungan, dan ekonomi atau biasa disebut triple bottom line. Sehingga, aktivitas bisnis yang dijalankan perusahaan atau industri dapat meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan dan masyarakat lokal maupun global, khususnya dalam mengurangi jejak karbon dan inefisiensi.
“Di manapun perusahaan atau industri memulai inisiatif menuju keberlanjutan adalah langkah baik yang harus segera dijalankan, karena keberlanjutan memiliki banyak platform untuk mencapai tujuan yang sama. Keberlanjutan menawarkan berbagai peluang emas bagi berkembangnya perusahaan dan organisasi bisnis apapun,” ujar dia dalam siaran pers, Selasa (12/9/2023).
Megatren menuntut industri untuk melakukan perubahan sepanjang rantai usaha agar menjadi lebih terintegrasi, sederhana, dan mudah beradaptasi pada keberlanjutan. Oleh karena itu, Schneider Electric mendorong upaya dekarbonisasi di sepanjang rantai pasokan dari hulu ke hilir.
Cluster President Schneider Electric Indonesia & Timor Leste, Roberto Rossi mengatakan dekarbonisasi rantai pasok pada bagian hulu dilakukan dengan mendorong para pemasok untuk menggunakan material dan kemasan yang ramah lingkungan, termasuk dapat didaur ulang dan digunakan kembali.
Sebanyak 80 persen produk yang dihasilkan Schneider mempunyai profil ramah lingkungan yang menjamin keamanan dan transparansi perhitungan siklus hidup produk bersama jejak karbon, pemakaian bahan baku, serta nilai polusinya.
Sementara, dekarbonisasi pada bagian hilir dilakukan dengan memberikan pengurangan emisi melalui produk dan jasa yang dihasilkan oleh Schneider Electric bagi para customer secara global sebesar 800 juta tCO2 pada periode 2018-2025 atau setara dengan 100Mt CO2 yang dihemat dan dihindari per tahunnya.
Dekarbonisasi dari hulu ke hilir yang juga dilakukan oleh Schneider Electric untuk menerapkan bisnis yang sirkular. Hal ini dapat dicapai dengan melakukan modernisasi perangkat listrik (retrofit) dan end of life instructions, yaitu dengan penanganan akhir masa pakai (dengan pengumpulan dan daur ulang) beragam komponen produksi yang masih dapat dimodifikasi dan didayagunakan.
Salah satu dampak positif melalui perpanjangan masa pakai keberlanjutan atau retrofit, dapat mengurangi biaya energi sebesar 773.904 MJ, pengurangan emisi sebesar 40-ton CO2, dan pengurangan penggunaan air sebesar 389m3 dikalkulasikan dengan menggunakan Profil Produk Ramah Lingkungan (Product Environmental Profile).
Pada bagian lain, transformasi digital yang ditawarkan oleh Schneider Electric terdiri dari empat pilar utama, yaitu Elekrifikasi (Electrify) yang menyasar operasional perusahaan/industri, Mengurangi (Reduce) yang menyasar penggunaan energi, Mengganti (Replace) yang menyasar sumber energi, dan Pelibatan (Engage) yang menyasar rantai pasok.
Keempat pilar tersebut dapat dilaksanakan dengan salah satu solusi arsitektur network Schneider Electric yang dinamakan EcoStruxure berbasis cloud dan dapat dipantau dan dikendalikan secara remote, dan terbuka semua organisasi yang ingin melakukan dekarbonisasi.
“Kami sadar bahwa rantai pasok yang berkelanjutan merupakan salah satu elemen penting yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sebagai Impact Company, kami senantiasa berkomitmen untuk menjalin kemitraan yang kuat dengan pemasok kami, melibatkan seluruh jaringan pasokan pada praktik yang bertanggung jawab secara sosial, lingkungan, dan ekonomi,” pungkasnya.