Rabu 13 Sep 2023 07:46 WIB

Kelly Tandiono Terapkan Zero Waste pada Jenama Pakaian Renang Miliknya

Kelly Tandiono akui tak mudah cari bahan pakaian renang yang sustainable.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Indira Rezkisari
Kelly Tandiono
Foto: Antara
Kelly Tandiono

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Model dan aktris Kelly Tandiono telah mengembangkan jenama pakaian renangnya sendiri sejak 2017. Sejak saat itu pula, ia mengaku telah menerapkan zero waste pada produksinya. Kelly memiliki misi membantu mengurangi sampah fesyen.

 

Baca Juga

Bercerita tentang awal mula ide membuat jenama pakaian renang, Kelly ingin semua perempuan bisa memakai pakaian yang sexy dan edgy, sehingga membuat pemakainya percaya diri. Bukan hanya sekedar membuat pakaian renang untuk berenang biasa, Kelly mengkreasikan pakaian renangnya ini agar bisa digunakan juga sehari-hari.

Kelly memang belum berani mengeklaim jenama miliknya sustainable, namun ia berusaha selalu zero waste. “Ke depannya, aku cari fabric-fabric yang memang bisa sustainable, bisa sedikit membantu from plastic. Memang susah sih, tapi itu salah satu of my goals,” kata Kelly dalam konferensi pers kolaborasi Cover Me Not dengan Ghea Resort by Amanda Janna di Jakarta, beberapa waktu lalu.

 

Kedua jenama lokal tersebut sedang melenggangkan koleksi mereka di Magic Trade Show New York, Amerika Serikat, pada 11 hingga 13 September 2023. Untuk outer dari jenama Ghea Resort by Amanda Janna ini menggunakan bahan jersey dan sifon, untuk kemeja dan shorts menggunakan material rayon.

 

“Kami berusaha sustainable dengan cara zero waste. Sisa-sisa kain kami akan dibuat tas atau pakaian lagi, ada juga gerakan untuk sisa kain kami jadikan gelang dan kami jual. Lalu hasilnya kami sumbangkan ke tujuan-tujuan sosial, seperti yayasan kanker, dan lain-lainnya,” papar Kelly.

 

Ia juga memaparkan cara perawatan pakaian renang yang tepat, dan biasa dicantumkan bersama dengan produknya saat pembelian. Kelly menganjurkan untuk mencuci dengan cara hand wash, apalagi pakaian renang kolaborasinya ini memiliki motif yang dibuat dengan teknik tradisional.

 

“Kalau bisa warm wash, karena kita menggunakan teknik printing dan ada juga yang gunakan tangan, jadi masih benar-benar tradisional juga. Tapi tetap kita anjurkan hand wash,” kata Kelly.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement