REPUBLIKA.CO.ID, MARRAKECH – Pemerintah Maroko menuai kritik atas keputusannya hanya menerima tawaran secara terbatas bantuan untuk penyelamatan korban gempa. Maroko diguncang gempa berkekuatan 6,8 magnitude, Jumat (8/9/2023) malam, yang menyebabkan sekitar 2.800 orang meninggal.
Baru tim pencarian dan penyelamatan dari Inggris, Qatar, Spanyol, dan Uni Emirat Arab (UEA) yang diizinkan beroperasi di lapangan. Padahal banyak tawaran dari negara lainnya yang siap mengirimkan timnya membantu pencarian korban gempa.
Doha News melaporkan, Pemerintah Qatar telah mengirimkan bantuan kemanusiaan, tim pencari dan penyelamat, serta sejumlah kendaraan termasuk truk penyelamatan ke wilayah terdampak gempa. Demikian pula Spanyol.
Unit pencari dan penyelamat militer dengan 56 personel serta empat anjing pelacak tiba di Maroko, Ahad (10/9/2023). Spanyol juga segera mengirimkan pesawat berpenumpang 30 personel serta anjing pelacak untuk memperkuat tim yang sudah tiba lebih dulu.