REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk menggelar Sholat Istisqa di tengah musim kemarau yang berkepanjangan dan berdampak ke yang lainnya. Dengan shalat Istisqa, diharapkan Allah SWT menurunkan hujan.
"Jadi, memang MUI mau mengeluarkan imbauan agar masyarakat segera melaksanakan Sholat Istisqa sholat meminta hujan karena kemarau sudah cukup lama," ucap Sekretaris MUI Jabar KH Rafani Akhyar saat dihubungi, Rabu (13/9/2023).
Selain kemarau yang berkepanjangan, dia mengatakan, dampak kemarau terjadi secara meluas. Rafani mengatakan, dampak kemarau yang terjadi, yaitu kekurangan air dan ancaman lainnya, seperti kebakaran hutan, kebakaran tempat sampah, hingga gedung.
"Dampak ekonomi lainnya beras sampai Rp 16 ribu hingga Rp 17 ribu," ungkap dia.
Ia mengatakan, Sholat Istisqa dianjurkan ketika menghadapi musim kemarau. Termasuk berdoa, bertobat, hingga beristigfar.
"Di dalam Alquran kalau orang tobat, dulu zaman Nabi Hud, Allah akan menurunkan hujan dengan derasnya dan memberikan kekuatan," kata dia.
Rafani mengatakan, selain ikhtiar yang dilakukan secara sains dan teknologi, ia mengatakan, pendekatan yang harus dilakukan, yaitu kepada Allah SWT dengan melaksanakan Sholat Istisqa.
"Kita harus yakin sebagai orang beriman, di samping berikhtiar secara sains. Sebagai orang beriman tidak cukup hanya itu harus diikuti dengan pendekatan kepada Allah SWT dengan Sholat Istisqa," kata dia.