Rabu 13 Sep 2023 13:15 WIB

Megawati Beri Pembinaan Ideologi Pancasila kepada Para Menteri dan Pemangku Kebijakan

186 orang hadir dalam program PIP-PEN yang dihadiri Megawati

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) berikan Pembinaan Ideologi Pancasila (PIP) kepada para pemangku kebijakan atau eksekutif melalui program Pembinaan Ideologi Pancasila melalui Program Eksekutif Nasional (PIP-PEN) Tahun 2023 di Museum ANRI, Jakarta, Selasa (12/9/2023).
Foto: Dok BPIP
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) berikan Pembinaan Ideologi Pancasila (PIP) kepada para pemangku kebijakan atau eksekutif melalui program Pembinaan Ideologi Pancasila melalui Program Eksekutif Nasional (PIP-PEN) Tahun 2023 di Museum ANRI, Jakarta, Selasa (12/9/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, .JAKARTA -- Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) berikan Pembinaan Ideologi Pancasila (PIP) kepada para pemangku kebijakan atau eksekutif melalui program Pembinaan Ideologi Pancasila melalui Program Eksekutif Nasional (PIP-PEN) Tahun 2023 di Museum ANRI, Jakarta, Selasa (12/9/2023).

Sebanyak 186 orang peserta yang terdiri dari para menteri koordinator, menteri, pejabat setingkat menteri, kepala LPNK, dan pejabat pimpinan tinggi perwakilan kementerian/lembaga, sekretaris daerah di 38 provinsi di seluruh Indonesia, perwakilan Rektor PTN, perwakilan partai politik mengikuti kegiatan yang berlangsung tanggal 12 sampai 13 September 2023 ini.

Kegiatan ini mengangkat topik, antara lain, manivestasi dari aktualisasi Trisakti Bung Karno, yakni berdaulat di bidang politik, berdikari/mandiri di bidang ekonomi, serta berkepribadian dalam bidang kebudayaan.

Di hadapan para menteri dan pejabat tinggi, Ketua Dewan Pengarah BPIP Prof Dr (HC) Hj Megawati Soekarnoputi menekankan agar semua unsur memaknai Pancasila dan mengaktualisasikannya dengan tindakan gotong royong. 

“Kalian itu mbok ya jadi pemimpin di tempatnya masing-masing dan bekerja sama dengan yang lainnya,” ujar Mega.

Presiden kelima RI itu juga menjelaskan, para pemimpin di lingkup pemerintahan harus selalu bersatu padu dalam membangun bangsa dan negara, sejalan dengan cita-cita bangsa Indonesia dan mengamalkan Pancasila dengan penuh penghayatan. 

“Sekarang egosentris itu berjalan lho ke mana-mana. Padahal kementerian itu seharusnya bersatu padu untuk membangun bangsa dan negara. Tapi, pada kenyataannya, aduh saya bilang. What happend sama Indonesia ini? Saya nggak ngerti deh. Ya saya cuma bisa ngomong begini. Kalian yang menentukan arah jalan Indonesia ke mana. Karena saya yakin, saya yakin sesuai dengan apa yang ditulis oleh Bung Karno," ujar Mega.

Megawati menyampaikan, saat ini Pancasila perlu digaungkan agar dimaknai dan dijalankan oleh para generasi penerus karena Pancasilalah yang menjadi dasar kokohnya bangsa Indonesia untuk mencapai cita-cita yahg paripurna.

“Artinya, kita yang sebenarnya punya Pancasila tidak mengharhgai Pancasila itu sendiri. Padahal luar negeri mendambakan seperti apa yang diomongkan Bung Karno di To Build The World A New. Coba ga malu kalian setelah dimerdekakan oleh para pejuang yang berani mati. Lihat di Taman Makam Pahlawan. Ada nisan yang tidak bernama. Bagi dia adalah Indonesia merdeka. Tidak malukah kalian sudah dimerdekakan oleh mereka juga?" katanya.

Dalam kesempatan tersebut, Megawati membakar semangat juang para menteri dan pemimpin lembaga agat selalu bekerja keras demi mencapai menjadi negara maju yang paripurna.

“Kalau kita benar-benar bekerja keras untuk membangun bangsa dan negara kita. Maka, Indonesia itu menjadi salah satu negara ASEAN yang akan melompat menjadi negara maju. Selain itu, negara Barat akan mengalami apa yang bapak saya omongkan adalah pasang-surut,” ujar Mega.

Pancasila merupakan ideologi yang universal untuk menciptakan dan menjaga perdamaian dan kesejahteraan masyarakat di dunia. Hal itu disampaikan pula oleh Megawati di hadapan para petinggi. 

“Karena didikan Bapak saya sudah masuk ke hati nurani saya. Bahwa Pancasila itu menutut saya salah satu ideologi alternatif, bukan hanya bagi bangsa kita, tapi bagi bangsa-bangsa di dunia. Itulah mengapa, tadi juga disebutkan, mengapa bapak saya, pidatonya saja didengarkan oleh PBB. Lalu, setelah itu dijadikan Heritage of The World yang artinya, siapa pun boleh memakai bahan dari pidato itu. Lalu Konferensi Asia Afrika,” kata Mega.

Sembari beromantisme bersama Bung Karno saat Megawati kecil, ia menceritakan cita-cita Bung Karno untuk Bangsa Indonesia.

“Dulu, Bung Karno bilang gini, kalau merdeka kita itu bukan merdeka sendiri, tapi merdeka kita itu adalah sebagai sebuah jembatan emas. Waktu itu saya tanya, “Bapak, kalau jembatannya emas ke sananya itu apa?” “Ya, kamu bisa bayangin kan? Rumahnya juga emas. Wah, saya pikir Indonesia kok hebat banget. Coba bayangkan. Itu adalah cita-cita, inspirasi Bung Karno,” ujarnya.

Megawati juga menitipkan pesan kepada para pemimpin agar menjadi pemimpin yang benar dan bersih serta selalu ingat dan memaknai sejarah perjuangan Bangsa Indonesia. 

“Ke depan ini, saya minta kepada kalian. Berhenti yang namanya korupsi karena itu buang uang negara. Kedua, jual jabatan.

Kalau demi bangsa dan negara. Kalau perlu datang ke kepala desa. Datang. Yang suka turun siapa aja sih ke daerah? Pemimpin-pemimpin kita itu piye sih? Bisanya mejeng. Ini kritik membangun lho. Saya tidak kritik orang. Saya mengkritik kerjanya," kata Mega.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement