REPUBLIKA.CO.ID, SRAGEN -- Tujuh kecamatan di kabupaten Sragen terdampak bencana kekeringan. Setidaknya ada 6.000-an kepala keluarga (KK) yang terdampak bencana tersebut.
"Per hari ini tujuh kecamatan," kata Danang Hermawan selaku Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Sragen ketika dihubungi, Rabu (13/9/2023).
Pihaknya menyebut tujuh kecamatan tersebut di antaranya Miri, Sumberlawang Mondokan, Gesi, Jenar, Tangen, dan Sukodono. Kekeringan tersebut meluas dimana mulanya dari 6 kecamatan menjadi tujuh kecamatan.
"Sukodono kan kemarin-kemarin belum tapi sekarang hari ini mulai dropping (air bersih)," katanya.
Selain itu, pihaknya menyebut tujuh kecamatan yang terdampak kekeringan tersebut terdiri dari 28 desa dan 78 dukuh. Di mana ada 6.000-an KK yang terdampak.
"Dari tujuh kecamatan ada 1.000 lebih, Ada 6.000 KK malahan. Secara keseluruhan itu ada sekitar 6.920, ini belum yang Sukodono, kan belum di-update untuk hari ini," katanya.
Selain itu, pihaknya menjelaskan telah menyalurkan 390 tangki air bersih sejak Juni lalu menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Namun, ia mengatakan ada kemungkinan lebih banyak tangki air yang telah disalurkan baik dari relawan, donatur, maupun PMI.
"Juni sampai hari ini. 390 tangki baru dari APBD BPBD, belum yang lain," katanya
Danang menjelaskan meskipun kekeringan tersebar di tujuh kecamatan namun tak semua dampaknya dirasakan daerah tersebut. Pasalnya, sifat bencana kekeringan tersebut tersebar di beberapa titik di setiap kecamatannya.
"Kekeringan ini walaupun satu kecamatan tidak semua, hanya di beberapa titik jadi perlu penanganan khusus," katanya mengakhiri.