REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo, Tengger dan Semeru (BB TNBTS) Hendro Wijarnako mengungkapkan setidaknya 500 hektare (ha) lahan dan hutan di kawasan Gunung Bromo terdampak kebakaran. Hal ini berdasarkan data yang terlaporkan hingga 11 September lalu.
Menurut Hendro, data yang diungkap tersebut sekadar estimasi. "Nanti setelah pemadaman selesai, semuanya basah baru kita akan ukur dengan satelit atau drone," kata Hendro saat ditemui Republika di Pos Jemplang, Ngadas, Poncokusumo, Kabupaten Malang, Jatim, Rabu (13/9/2023).
Di sisi lain, Hendro juga mengungkapkan, pemadaman api di sejumlah titik sebenarnya sudah berhasil dikendalikan pada Senin (11/9/2023). Namun, karena angin kencang yang mencapai 40 knot pada Selasa (12/9/2023), proses pemadaman lewat udara termasuk pembasahan area bekas kebakaran terhambat. Sebab itu, proses pemadaman dan pembasahan lebih mengutamakan jalur darat.
Saat ini, kata dia, masih ada dua titik api yang perlu dipadamkan dan dibasahkan oleh tim. Kedua titik yang terlihat asapnya ini berada di area Gunung Mungal dan Pusung Loreng.
Menurut Hendro, ia sudah mengirim tujuh regu untuk melakukan pemadaman dan pembasahan di dua titik tersebut. Sejumlah regu tersebut berasal dari area Jemplang, Kandangan, dan Wonokitri.
"Ini juga sudah koordinasi dengan udara, water bombing. Saya lihat dari pagi water bombing hari ini sudah 10 kali (hingga pukul 11.00 WIB dan akan terus berlanjut). Ini bantuan dari BNPB dan BPBD," kata dia.
Sebelumnya, telah terjadi kebakaran di kawasan wisata Gunung Bromo area Bukit Teletubbies. Situasi ini menyebabkan Balai Besar Taman Nasional, Bromo, Tengger dan Semeru (BB TNBTS) harus menutup satu atau dua pintu masuk. Namun, karena kebakaran semakin parah, pengelola akhirnya menutup total seluruh pintu masuk mulai 10 Oktober 2023 pukul 19.00 WIB.
Hendro mengungkapkan proses pemadaman ini masih rangkaian kebakaran yang terjadi di Bukit Teletubbies, beberapa waktu lalu. Api yang disebabkan pemotretan prewedding dengan flare ini sebelumnya telah meluas ke beberapa titik. Hal ini termasuk ke wilayah Gunung Kursi dan Gunung Watangan.