Rabu 13 Sep 2023 14:20 WIB

PKS Beri Sinyal Tetap di Koalisi Perubahan, Ini Tanggapan Demokrat

Majelis Tinggi telah memutuskan Partai Demokrat ke luar dari Koalisi Perubahan.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Andri Saubani
Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu (kanan) bersama Bakal Calon Presiden Anies Baswedan (kiri) dan Bakal Calon Wakil Presiden Muhaimin Iskandar (tengah) memberikan keterangan usai melakukan pertemuan di kantor DPP PKS, Jakarta, Selasa (12/9/2023). Pertemuan tersebut merupakan kunjungan pertama Anies - Cak Imin (AMIN) ke kantor DPP PKS usai dideklarasikan sebagai pasangan capres dan cawapres pada Pilpres 2024. Pertemuan tersebut dilakukan oleh tiga partai Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang dihadiri sejumlah petinggi partai dari PKS, PKB dan Nasdem untuk membahas tentang kerjasama politik.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu (kanan) bersama Bakal Calon Presiden Anies Baswedan (kiri) dan Bakal Calon Wakil Presiden Muhaimin Iskandar (tengah) memberikan keterangan usai melakukan pertemuan di kantor DPP PKS, Jakarta, Selasa (12/9/2023). Pertemuan tersebut merupakan kunjungan pertama Anies - Cak Imin (AMIN) ke kantor DPP PKS usai dideklarasikan sebagai pasangan capres dan cawapres pada Pilpres 2024. Pertemuan tersebut dilakukan oleh tiga partai Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang dihadiri sejumlah petinggi partai dari PKS, PKB dan Nasdem untuk membahas tentang kerjasama politik.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PKS memberikan sinyal-sinyal kuat akan tetap berada di Koalisi Perubahan mendukung pasangan capres-cwapres Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar. Deputi Bappilu Partai Demokrat, Kamhar Lakumani, mengatakan menghormati jika itu merupakan sikap akhir dari PKS.

"Kami menghormati dan bisa memahami sikap PKS yang memilih tetap berada di Koalisi Perubahan," kata Kamhar kepada Republika, Rabu (13/9/2023).

Baca Juga

Kamhar menekankan, setiap partai memiliki kedaulatan untuk memilih dan menentukan sikapnya secara politik. Kamhar turut mengomentari pesan-pesan PKS, PKB, Anies maupun Muhaimin yang berharap Demokrat kembali.

Kamhar merasa, harapan-harapan seperti itu bisa dipahami. Namun, ia mengingatkan, Demokrat telah keluar dari Koalisi Perubahan.

"Kami tegaskan, Majelis Tinggi Partai telah memutuskan Partai Demokrat ke luar dari Koalisi Perubahan sebagai keputusan final," ujar Kamhar.

Kamhar menekankan, bagi elite-elite dan kader-kader Demokrat, politik tidak sekadar memperoleh kekuasaan dan menggunakan kekuasaan. Namun, kekuasaan itu sendiri harus pula diperoleh dan digunakan dengan benar.

Ia menegaskan, dalam politik terkandung nilai-nilai luhur yang menjadi etika politik sebagai kompas dalam berpolitik. Kamhar menyebut, fatsun politik ini yang diajarkan dan menjadi keteladanan dari sosok SBY.

"Sebagai pedoman bagi segenap kader Partai Demokrat," kata Kamhar.

Menurut Kamhar, nilai-nilai estetis dalam membangun kerja sama politik ini yang dirasa telah terciderai. Hal ini pula yang membuat Majelis Tinggi Partai Demokrat memutuskan ke luar dari Koalisi Perubahan.

"Karenanya, Partai Demokrat memilih jalan yang berbeda," ujar Kamhar.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement