Rabu 13 Sep 2023 15:21 WIB

Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Jokowi: Inilah Peradaban

Pada kecepatan 350 km/jam, Jokowi mengaku tetap nyaman.

Presiden Joko Widodo menjajal Kereta Cepat Jakarta-Bandung di Jakarta, Indonesia, 13 September 2023.
Foto: EPA-EFE/AKBAR NUGROHO GUMAY
Presiden Joko Widodo menjajal Kereta Cepat Jakarta-Bandung di Jakarta, Indonesia, 13 September 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo menyebut operasional kereta cepat Jakarta-Bandung yang nyaman dengan kecepatan maksimal hingga 350 kilometer per jam merupakan bukti peradaban.

Presiden mengakui bahwa ia sudah empat kali meninjau ke proyek kereta cepat. Namun, ia baru pertama kali menjajal transportasi massal tersebut dari Stasiun Halim menuju Stasiun Padalarang, dilanjutkan Stasiun Bandung.

Baca Juga

"Nyaman, pada kecepatan tadi 350 tidak terasa sama sekali, baik saat duduk maupun saat saya berjalan. Sehingga, ya, inilah peradaban," kata Presiden Jokowi di Stasiun Padalarang, Bandung, Jawa Barat, Rabu (13/9/2023).

Dalam uji coba tersebut, Presiden Jokowi sempat melakukan perhitungan peningkatan kecepatan kereta dari 320 km/jam hingga kecepatan maksimal untuk operasional, yakni 350 km/jam. Dengan kecepatan itu, Presiden menceritakan bahwa perjalanan di dalam kereta sangat nyaman.

Ia pun mengaku bahwa sebetulnya laju kecepatan kereta cepat Jakarta-Bandung (KCJB) bisa mencapai 385km/jam. "Ini sebetulnya bisa 385 tapi memang untuk kenyamanan dipasang di 350 km per jam," kata Presiden.

Kepala Negara juga memastikan keamanan perjalanan KCJB mengingat transportasi tersebut sudah dikembangkan di China dengan panjang jalur operasional mencapai 48 ribu kilometer.bSaat ini, tahap uji coba operasional masih akan dilakukan secara bertahap kepada BUMN, sedangkan untuk masyarakat ditargetkan mulai Oktober mendatang.

Sejauh ini, kondisi fasilitas di kawasan Stasiun Halim KCJB sudah mencapai 92 persen atau sudah tahap penyelesaian.

 

 

sumber : ANTARA
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement