Rabu 13 Sep 2023 15:56 WIB

Cerita Bupati Kebumen Saat Gempa Dahsyat Maroko, Konferensi Geopark pun Pindah ke Tenda

Guncangan besar terjadi selama tiga menit.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Fernan Rahadi
 Para penyintas gempa Maroko berkumpul di tempat terbuka
Foto: AP
Para penyintas gempa Maroko berkumpul di tempat terbuka

REPUBLIKA.CO.ID, KEBUMEN -- Bupati Kebumen Arif Sugiyanto menjadi salah satu korban selamat dalam peristiwa gempa bumi di Marrakesh, Maroko pada Jumat (8/9/2023) malam. Gempa bumi berkekuatan 6,8 magnitudo tersebut telah merenggut nyawa lebih dari 2.000 jiwa.

Gempa bumi ini bertepatan dengan acara The 10th Internasional Conference on UNESCO Global Geopark di Marrakesh Maroko 7-9 September 2023, di mana kegiatan tersebut juga dihadiri delegasi geopark dari Indonesia, termasuk Bupati Kebumen Arif Sugiyanto dan rombongan.

Baca Juga

"Saya berangkat ke Maroko tanggal 5 September bersama delegasi Bappenas dalam rangka konferensi geopark, hingga Jumat pagi masih kegiatan biasa. Dan pada Jumat malam 23.12 terjadi gempa yang sangat besar sekali," cerita Bupati Kebumen kepada Republika, Rabu (13/9/2023).

Saat itu Arif yang berada di kamar dan baru saja menunaikan shalat isya, merasakan gemuruh yang sangat besar sekali. Guncangan besar terjadi selama tiga menit.

Ketika itu, Arif yang sekamar dengan kepala Bappeda Kebumen, berusaha untuk berpikir dengan tenang dan mengajak rekan sekamarnya untuk pergi ke balkon kaca.

"Karena di saat terjadi gempa kita harus berupaya melindungi diri kita. Misalnya berlindung di bawah meja, dan mencari lokasi yang ada kaca atau ventilasi kalau sewaktu-waktu bangunan rubuh bisa mendapatkan oksigen," tutur Bupati.

Gedung hotel tempatnya menginap hanya terdiri dari tiga lantai. Kamar Bupati Arif sendiri berada di lantai dua, sehingga ia dan rekan sekamarnya sudah siap jika harus melompat dari balkon. Akan tetapi setelah ditunggu hingga pukul 00.30 waktu setempat, kondisi dirasa sudah aman dan hanya ada gempa susulan kecil, maka mereka berdua tetap tidur di kamar.

Esok harinya, ia mendapati bahwa penghuni kamar hotel lainnya banyak yang keluar dan memilih untuk tidur di ruang terbuka, seperti di area taman dan kolam renang. Tidak hanya itu, banyak yang terluka ringan akibat gempa, seperti muntah akibat pusing terguncang, lalu kaki keseleo karena berdesak-desakan saat turun tangga.

"Sabtu pagi itu banyak ambulans datang untuk menolong korban di hotel tempat kami menginap," kata Bupati.

Ketika berputar ke beberapa lokasi di sekitar hotel, rupanya gempa telah meluluhlantakkan kota tersebut, bahkan banyak korban jiwa. Karena terjadi gempa di saat konferensi penting tersebut, sisa kegiatan berupa workshop tematik pada tanggal 9 September 2023 dibatalkan.

Panitia lalu melakukan penutupan acara di tenda besar demi alasan keamanan. Bahkan saat itu sudah banyak delegasi dan turis-turis yang kembali ke negara asal. "Harusnya ditutup pada tanggal 9 malam, tapi acaranya dimajukan dan dilaksanakan di tenda," kata Bupati Kebumen.

Musik dan pertunjukan budaya ditiadakan untuk menghargai korban gempa bumi. Berbagai solidaritas juga ditunjukkan oleh seluruh peserta konferensi dan berharap semoga seluruh rakyat Maroko dan khususnya warga yang terdampak dapat diberikan kekuatan dan pertolongan untuk bisa kembali pulih dan beraktivitas seperti sedia kala.

Pusat gempa berada di Pegunungan Atlas Tinggi, 71 kilometer (44 mil) barat daya Marrakesh, pada kedalaman 18,5 kilometer, kata US Geological Survey. Gempa terjadi pada pukul 23.11 waktu setempat (22.11 GMT). Gempa susulan berkekuatan magnitudo 4,9 terjadi 19 menit kemudian. Hingga hari Rabu (13/9/2023), jumlah korban meninggal akibat Gempa Maroko dilaporkan meningkat menjadi 2.900 orang. Lebih dari 5.500 orang telah melaporkan terluka, jumlah ini meningkat dua kali lipat dari jumlah sebelumnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement