Rabu 13 Sep 2023 16:56 WIB

Ketua PBNU: Tayangan Adzan Ganjar Bukan Politik Identitas

Gus Falah sebut Megawati pernah jadi korban politik identitas pada pemilu 1999.

Red: Teguh Firmansyah
Azan Maghrib yang ditayangkan stasiun televisi menampilkan ilustrasi sosok Ganjar. Politik identitaskah
Foto: oto: tangkapan layar rcti/republika
Azan Maghrib yang ditayangkan stasiun televisi menampilkan ilustrasi sosok Ganjar. Politik identitaskah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Nasyirul Falah Amru (Gus Falah) menyatakan tayangan azan yang menampilkan bakal calon presiden (bacapres) Ganjar Pranowo bukan politik identitas.

Dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu, Gus Falah menjelaskan bahwa praktik politik identitas berwujud "penyerangan" terhadap tokoh, kandidat, maupun kelompok dengan identitas suku, ras, gender, maupun agama tertentu.

Baca Juga

"Politik identitas yang harus ditolak adalah mengapitalisasi perbedaan ras, etnis, gender, maupun agama untuk tujuan politik tertentu," kata anggota DPR itu.

Gus Falah mencontohkan politik identitas pernah untuk menyerang Megawati Soekarnoputri pada Pemilu 1999. Kala itu propaganda bahwa perempuan tidak boleh jadi pemimpin, dan propaganda itu menjadikan dalil-dalil agama sebagai pembenaran.