REPUBLIKA.CO.ID, VLADIVOSTOK –Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un menyatakan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin dirinya yakin rakyat dan pasukan Rusia akan menang melawan "iblis". Ia menggunakan kata "iblis" merujuk imperialisme Barat dalam perang Ukraina.
‘’Saya yakin Rusia akan menang perang,’’ kata Kim melalui penerjemah, Rabu (13/9/2023). Rusia menyebut perang ini sebagai operasi militer khusus di Ukraina. Ia kemudian mendoakan kesehatan Putin, keeratan persahabatan Korut dan Rusia.
Kim sangat yakin pasukan dan rakyat Rusia yang heroik mampu mewarisi tradisi kemenangan. Mereka dapat menunjukkan kedaulatan dan kehormatan dalam operasi militer khusus di Ukraina. Ia kemudian mengangkat segelas anggur bersama Putin.
‘’Pasukan dan rakyat Rusia tentu akan mendapatkan kemenangan besar dalam perjuangan terhormat ini, menghukum ‘iblis’ besar yang mengeklaim mempunyai kekuatan hegemoni dan ilusi melakukan ekspansi,’’ ujar Kim.
Soal perang, sebelumnya Putin mengisyaratkan perang akan berlangsung lebih panjang di Ukraina. Perang ini bermula dari invasi yang dilakukan Rusia pada Februari 2022. Dengan bantuan senjata dari negara sekutunya, Ukraina kini melakukan serangan balasan ke Rusia.
Silakan saja Kiev, kata Putin, memanfaatkan gencatan senjata apapun untuk memperkuat kembali persenjataan mereka. Ia juga meyakini, Washington akan tetap menganggap Rusia sebagai musuhnya siapapun presiden terpilih nantinya dari penyelenggaraan Pemilu 2024.
Berbicara selama beberapa jam di sebuah forum ekonomi di kota pelabuhan, Vladivostok, Putin menyatakan, serangan balik Ukraina melawan pasukan Rusia sejauh ini bisa dikatakan gagal. ‘’Pasukan Ukraina mengalami kekalahan besar,’’ katanya, Selasa (12/9/2023).
Menurut Putin, mereka kehilangan 71 ribu personel militernya dalam serangan terhadap Rusia. Kapan negosiasi bisa dilakukan? Ia menyatakan ketika Ukraina kehabisan personel, peralatan, dan amunisi baru mereka akan berbicara mengenai perdamaian.
Namun, Putin menduga,’’Kiev akan menggunakan kesempatan gencatan senjata untuk memulihkan kembali sumber daya mereka dan menguatkan lagi kemampuan bertempur pasukan yang mereka miliki untuk melawan pasukan Rusia.’’