REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un mengatakan, saat ini Rusia sedang melakukan “perjuangan suci” melawan Barat. Dia menegaskan, Korut akan bekerja sama dengan Moskow melawan imperialisme.
“Kami yakin bahwa tentara dan rakyat Rusia akan meraih kemenangan besar dalam perjuangan yang adil untuk menghukum kelompok jahat yang mengejar hegemoni, ekspansi, dan ambisi,” kata Kim kepada Putin dalam jamuan makan malam setelah keduanya melangsungkan pertemuan di Kosmodrom Vostochny, yakni fasilitas peluncuran roket luar angkasa paling modern di Rusia, Rabu (13/9/2023), dilaporkan laman TRT World.
Kim pun secara khusus memuji tentara Rusia yang dipandangnya heroik. Pernyataannya itu ditafsirkan sebagai pujian kepada personel militer Rusia yang sedang berperang di Ukraina. Kim kemudian menegaskan akan selalu mendukung Moskow. “Kami akan selalu bersama Rusia,” ujarnya.
Sementara itu Putin mengapresiasi penguatan kerja sama dan persahabatan Rusia dengan Korut. “Seorang teman lama lebih baik daripada dua teman baru,” katanya mengutip pepatah Rusia dan merujuk pada peran Uni Soviet dalam Perang Korea pada 1950-1953.
Kepada awak media Putin menyampaikan bahwa dia melihat peluang atau kemungkinan kerja sama militer antara Rusia dan Korut. Saat menerima kunjungan Korut di Kosmodrom Vostochny, Putin telah mengisyaratkan siap membantu Pyongyang mengembangkan kemampuan antariksanya.
“Itulah sebabnya kami datang ke sini (Kosmodrom Vostochny). Pemimpin Korut menunjukkan minat yang besar terhadap teknik roket, mereka juga mencoba mengembangkan (kehadiran mereka di) luar angkasa,” kata Putin saat menjawab pertanyaan media tentang apakah Rusia akan membantu Korut membangun satelit.
Kim Jong-un menyampaikan terima kasih kepada Putin karena telah mengundangnya berkunjung ke Rusia. Padahal Kim menilai, Putin memiliki jadwal yang sibuk. Kim sebelumnya menekankan bahwa kunjungannya ke Rusia, yang merupakan perjalanan luar negeri pertamanya pasca pandemi, menunjukkan bahwa Korut memprioritaskan kepentingan strategis hubungan Pyongyang dengan Moskow.
Sementara itu, di tengah lawatan Kim Jong-un ke Rusia, Korut kembali meluncurkan setidaknya dua rudal balistik di lepas pantai timurnya. Militer Korea Selatan (Korsel) dan penjaga pantai Jepang mengonfirmasi peluncuran rudal tersebut. Pengujian rudal oleh Pyongyang diketahui merupakan pelanggaran atas sanksi PBB.
Dewan Keamanan PBB telah menjatuhkan sanksi militer dan ekonomi terhadap Korea Utara sejak tahun 2006 atas program nuklirnya.