REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak orang yang memiliki kekayaan tetapi hidupnya tidak menemukan kebahagiaan. Justru kekayaan yang dimilikinya membuatnya semakin sibuk dan bahkan hartanya yang banyak itu makin menyusahkannya.
Mengapa demikian? Boleh jadi hal itu karena lalainya orang kaya tersebut dalam beribadah dan bersyukur kepada Allah ta'ala. Sehingga harta kekayaan yang dimilikinya itu malah membuat hidupnya capek, tidak tenang, dan selalu dihadapkan pada masalah.
Lalu bagaimana agar kaya dan bahagia? Ada sebuah hadits qudsi yang memberikan jawabannya.
Intinya orang yang mampu meluangkan waktunya untuk beribadah kepada Allah pasti dijamin Allah ta'ala hidupnya kaya dan dijauhkan dari kefakiran. Sebaliknya, orang yang tak mau beribadah dan bertobat justru akan ditambahkan kesibukan, masalah, ketidaktenangan dalam hidupnya. Bahkan hidupnya akan menjadi fakir secara batiniah meskipun secara lahiriahnya dia punya banyak harta.
Abu Hurairah meriwayatkan dan berkata:
قَالَ رَسُوْلُ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: قَالَ اللّٰهُ تَعَالَى: يَابْنَ اٰدَمَ تَفَرَّغْ لِعِبَادَتِى اَمْلأُ صَدْرَكَ غِنًى وَاَسُدُّ فَقْرَكَ وَاِلَّا تَفْعَلْ مَلَأْتُ صَدْرَكَ شُغْلًا وَلَمْ اَسُدَّ فَقْرَكَ (رواه أحمد عن أبى هريرة)
Rasulullah bersabda: “Allah berfirman:“Wahai anak Adam, luangkanlah waktu untuk beribadat kepada-Ku niscaya Aku penuhi dadamu dengan kekayaan dan Ku-tutupi kefakiranmu, dan jika engkau tidak berbuat (menyediakan waktu untuk beribadat kepada-Ku) niscaya akan Ku-penuhi dadamu dengan kesibukan (keruwetan) dan tak akan Ku-tutupi keperluanmu (kefakiran).” (Riwayat Aḥmad dari Abu Hurairah)