REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Induk Google, Alphabet dilaporkan memberhentikan karyawan dari tim perekrutan globalnya. Perusahaan raksasa teknologi itu terus memperlambat perekrutan. Keputusan perusahaan untuk memecat ratusan karyawan bukan merupakan bagian dari pemutusan hubungan kerja (PHK) skala besar dan akan mempertahankan sebagian besar anggota tim untuk melakukan sejumlah peran penting.
Hal ini juga akan membantu para pekerja mencari peran di dalam perusahaan dan di tempat lain. Alphabet adalah perusahaan teknologi raksasa pertama yang memberhentikan karyawannya pada kuartal ini setelah perusahaan sejenisnya seperti Meta, Microsoft, dan Amazon melakukan perampingan secara agresif pada awal tahun 2023.
Ini dilakukan karena lemahnya perekonomian yang berdampak pada penurunan jumlah karyawan dan mengakhiri perekrutan karyawan yang disebabkan oleh pandemi. Alphabet yang berbasis di California memangkas sekitar 12 ribu pekerjaan pada bulan Januari, mengurangi jumlah tenaga kerjanya sebesar enam persen.
Dikutip dari Reuters, Kamis (14/9/2023), PHK di AS meningkat lebih dari tiga kali lipat pada bulan Agustus dibandingkan bulan Juli dan hampir empat kali lipat dibandingkan tahun lalu berdasarkan laporan perusahaan ketenagakerjaan Challenger, Gray & Christmas.
Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan bahwa klaim baru tunjangan pengangguran negara akan meningkat sekitar delapan persen pada pekan yang berakhir 9 September setelah turun 13 ribu menjadi 216 ribu dalam periode tujuh hari sebelumnya.