REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) menyatakan hingga saat ini, telah terdapat sekitar 600 orang yang merupakan warga terdampak pembangunan jalur kereta cepat sepanjang Stasiun Halim sampai Stasiun Tegalluar, yang telah mendaftar untuk ikut uji coba kereta cepat.
Corporate Secretary PT KCIC, Eva Chairunisa, mengungkapkan warga terdampak pembangunan jalur Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) memang diprioritaskan untuk mendapat kuota uji coba sekitar akhir September 2023 ini dengan berkoordinasi bersama kecamatan-kecamatan setempat. "Untuk warga di sekitar jalur, kita sudah koordinasi dengan seluruh kecamatan dari sepanjang Halim sampai Tegalluar yang mengkoordinasi bagi warga yang akan berangkat. Total sampai saat ini sudah mencapai sekitar 600 orang," kata Eva di Stasiun Bandung, Jawa Barat, kemarin.
Eva menjelaskan, KCIC akan mengoperasikan sedikitnya 20 perjalanan kereta cepat dalam masa uji coba. Jumlahnya akan meningkat secara bertahap hingga 68 perjalanan saat nanti beroperasi secara penuh.
"Dalam masa uji coba ini akan ada pembatasan dari sisi kuota tapi tidak terlalu besar yakni per rangkaian kereta sebanyak 500 penumpang. Artinya tetap kita mengakomodasi dengan jumlah serupa kuota yang normalnya (sekitar 600)," ucap Eva.
Meski memprioritaskan warga sekitar jalur, Eva mengatakan, KCIC tetap membuka kuota untuk warga secara umum mengikuti uji coba operasional secara gratis dengan mendaftar secara mandiri.
Terkait mekanisme pendaftaran bagi masyarakat yang ingin mendapatkan tiket uji coba KCJB secara gratis, kata Eva, masyarakat diimbau untuk memantau laman website dan media sosial resmi KCJB @keretacepat_id untuk mendapatkan informasi terkait uji coba. "Nanti kami akan mengumumkan mekanisme secara resminya terkait bagaimana masyarakat bisa mendapatkan tiket secara mandiri, yang pasti kita akan umumkan di website dan sosial media," ucapnya.
Dalam uji coba ini, Eva mengatakan, untuk naik dan turun masyarakat, untuk sementara di Stasiun Halim dan Tegalluar seiring dengan penyelesaian proyek pembangunan Stasiun Karawang dan Padalarang.
"Jadi kita fokuskan dulu di Halim dan Tegalluar karena mereka nanti akan mendapatkan tiket pulang pergi supaya tidak sulit, dan sesuai arahan presiden untuk koneksi Jakarta Bandung," ucapnya.
Terkait dengan kesiapan uji coba dengan penumpang sendiri, Eva mengatakan pihaknya terus mematangkan beberapa aspek seperti uji coba sarana prasarana yang telah dimulai beberapa bulan lalu, sertifikasi bersama Kementerian Perhubungan, hingga persiapan layanan di stasiun.
"Dari sisi petugasnya, banyak sekali yang kita lakukan persiapan termasuk juga Transfer Knowledge yang saat ini dilakukan supaya nantinya SDM kita ini akhirnya dapat menguasai teknologi cepat, baik itu dari sisi pengoperasiannya ataupun juga perawatannya," tuturnya.