Kamis 14 Sep 2023 09:33 WIB

Alat Mata-Mata Israel, Pegasus Targetkan Jurnalis Terkemuka Rusia 

Secara personal, Timchenko meyakini Rusia di balik peretasan ini.

 Sebuah logo menghiasi dinding di  kantor cabang NSO Group, dekat Kota Sapir, Israel selatan, 24 Agustus 2021.
Foto: AP/Sebastian Scheiner
Sebuah logo menghiasi dinding di kantor cabang NSO Group, dekat Kota Sapir, Israel selatan, 24 Agustus 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK – Telepon jurnalis terkemuka Rusia dipasangi perangkat mata-mata Israel. Peristiwa ini menjadi indikasi terbaru bahwa perangkat peretas telepon digunakan untuk memata-matai pekerja media dan tokoh oposisi di seluruh dunia. 

Investigasi gabungan yang dilakukan organisasi pemantau internet Kanada, Citizen Lab kelompok pembela hak-hak digital, Access Now menemukan telepon milik jurnalis terkemuka Rusia Galina Timchenko dipasangi perangkat mata-mata buatan perusahaan Israel, NSO Group. 

Baca Juga

‘’Perangkat tersebut mulai dipasang sekitar 10 Februari 2023,’’ ungkap hasil investigasi gabungan tersebut, Rabu (13/9/2023). Namun mereka tak mengungkapkan pelakunya tetapi terungkap Timchenko diretas dengan menggunakan produk NSO yaitu Pegasus. 

Menurut Guardian, sekali telepon terinfeksi Pegasus, operator perangkat lunak  itu mampu mengendalikan seluruh telepon. Termasuk akses foto, aplikasi terenkripsi, dan mikropon yang memungkinkan pengguna menjadikan teleponnya sebagai alat untuk mendengar. 

Timchenko merupakan salah satu pendiri dan penerbit media independen Rusia, Meduza.  Saat peretasan terhadap teleponnya terjadi, dia sedang berada di Berlin, Jerman. Ini terjadi sebelum pertemuan media independen arus utama Rusia di pengasingan. 

Peserta pertemuan di Berlin itu termasuk Timchenko, yang tema bahasannya di antaranya mengeai tekanan yang mereka hadapi dan merespons tekanan tersebut. Acara ini, menurut Timchenko,  diorganisasi sebuah lembaga Rusia bernama Redkollegiya.

‘’Melalui saya, mereka bisa menguping pertemuan itu,’’ kata Timchenko kepada Guardian, Rabu. Timchenko menyatakan perasaannya atas peretasan terhadap teleponnya,’’Saya seakan menari telanjang di alun-alun kota.’’ Ini tertuang dalam artikel yang dimuat Meduza, Rabu. 

Secara personal, ia meyakini Rusia berada di balik peretasan dengan menggunakan Pegasus terhadap telepon genggam miliknya. Sebelum ini, jelas dia, semua serangan berasal dari Rusia. Ia mendapatkan serangan berbeda, semua dari Rusia. 

Namun, Citizen Lab dan Access Now, menyatakan Rusia tak mungkin merupakan klien NSO Group. Mereka menekankan pula belum melihat pertanda dari penelitian yang mereka lakukan bahwa Moskow berada di balik serangan siber ini. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement