Kamis 14 Sep 2023 09:42 WIB

Santri Kalong dari Dahulu Hingga Gus Dur, Apakah Fenomena Baru di Pesantren?

Santri kalong kerap dipakai untuk mengambil sanada ilmu.

Rep: Muhammad Noor Alfian Choir/ Red: Muhammad Subarkah
Santri kalong mengaji di pesantren. (ilustrasi).
Foto: ANTARA/ADENG BUSTOMI
Santri kalong mengaji di pesantren. (ilustrasi).

Di dunia pesantren, ada istilah santri kalong. Istilah tersebut merujuk kepada orang-orang yang mengaji di pondok, tetapi tidak menetap di sana. 

Menurut Pembina Lembaga Bahtsul Masail Pesantren Al Muayyad Gus Ahmad Muhamad Mustain Nasoha praktik santri kalong bukanlah hal yang baru di dunia pesantren. Praktik tersebut terjadi ketika seorang santri ingin belajar dengan seorang kiai, tetapi sistem asrama belum ada waktu itu. 

 

"Dulu itu sebenarnya sebelum ada pesantren, kiai itu didatangi orang kemudian orang tersebut pengen belajar di kiai tersebut akhirnya dia tidur di teras, ruang tamu. Nanti waktunya untuk mengaji dia ngaji lah kadang kadang dia pulang, bebas," kata Gus Mustain ketika dihubungi Republika, Rabu (13/9/2023). 

 

"Dulu orang mondok itu kalong semua rata rata. Kalong karena belum ada yang mengatur dan sebagainya. Belum ada asrama makanya terus kalong begitu," katanya menambahkan. 

 

Gus Mustain sendiri mengaku pernah menjadi santri kalong di pondok pesantren Krapyak Yogyakarta selama 2 tahun. Ia mengatakan dari pengalamannya santri kalong mempunyai tantangan tersendiri. 

 

"Saya sendiri tahun 2019 sampai 2021 pondok di Krapyak jadi setiap Jumat saya ngaji di Krapyak. (Pengalaman) Pertama tentu lebih harus serius karena kita persiapkan setoran hafalan. Kalau di dalam kan enak ada temennya jadi ada motivasi kalau kalong kan di rumah membaca sendiri menghafalkan sendiri jadi lebih sulitlah," katanya. 

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement