Jumat 15 Sep 2023 01:12 WIB

Ada Tanda Kehidupan, Mungkinkah Planet Ini Dihuni Alien?

Planet berukuran antara Bumi dan Neptunus sering disebut sebagai super Earth.

Rep: Santi Sopia/ Red: Natalia Endah Hapsari
Para ilmuwan mendeteksi tanda gas baru di super Earth alias Bumi Super, sebuah planet yang berpotensi menjadi terobosan besar dalam pencarian kehidupan alien.
Foto: EPA-EFE/ESO/L. Calcada
Para ilmuwan mendeteksi tanda gas baru di super Earth alias Bumi Super, sebuah planet yang berpotensi menjadi terobosan besar dalam pencarian kehidupan alien.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Para ilmuwan mendeteksi tanda gas baru di super Earth alias Bumi Super, sebuah planet yang berpotensi menjadi terobosan besar dalam pencarian kehidupan alien. Mereka telah mendeteksi tanda-tanda gas yang hanya dihasilkan oleh organisme hidup di planet air yang jauh. 

K2-18 b, yang berukuran delapan kali lipat Bumi dan berjarak 120 tahun cahaya dari kita, berada dalam zona layak huni bintang katai di konstelasi Leo. Selain dikenal sebagai super Earth, K2-18b juga diklasifikasikan sebagai planet 'sub-Neptunus'. Dunia-dunia ini tidak ditemukan di tata surya, namun didefinisikan sebagai planet mana pun yang memiliki radius lebih kecil dibandingkan raksasa es yang terjauh dari matahari. 

Baca Juga

Sub-Neptunus kurang dipahami karena jaraknya yang jauh dari bumi, sehingga sifat atmosfernya menjadi bahan perdebatan di kalangan astronom. “Meskipun planet semacam ini tidak ada di tata surya, sub-Neptunus adalah jenis planet paling umum yang diketahui sejauh ini di galaksi,” kata peneliti Subhajit Sarkar dari Cardiff University, Wales, dikutip dari Daily Mail, Kamis (14/9/2023). 

Planet ini dianggap sebagai dunia 'Hycean', kelas planet ekstrasurya yang relatif baru dan memiliki bahan utama untuk spesies asing karena atmosfernya kaya hidrogen dan lautan air. Menurut NASA, di Bumi, hal ini hanya dihasilkan oleh kehidupan. 

Peneliti telah memperoleh spektrum paling rinci dari zona layak huni sub-Neptunus hingga saat ini, dan memungkinkan mereka untuk mengetahui molekul-molekul yang ada di atmosfernya. Ukuran K2-18b yang besar, dengan radius 2,6 kali radius Bumi, mengartikan bahwa bagian dalam planet ini kemungkinan besar berisi lapisan es bertekanan tinggi yang besar, seperti Neptunus. Tetapi dengan atmosfer yang lebih tipis dan kaya hidrogen serta permukaan laut. 

Meskipun Hycean diperkirakan tertutup air, para peneliti mengatakan mungkin saja lautannya terlalu panas untuk bisa dihuni atau berbentuk cair. Sejak planet ekstrasurya pertama ditemukan 30 tahun lalu, ribuan planet ekstrasurya lainnya telah terlihat di luar tata surya. Mayoritas adalah planet berukuran antara Bumi dan Neptunus, sering disebut sebagai super Earth, Neptunus mini, atau sub-Neptunus. Planet-planet tersebut bisa berupa raksasa batuan atau es dengan atmosfer kaya hidrogen, atau sesuatu di antara keduanya.

Penelitian sebelumnya terhadap planet-planet tersebut menemukan bahwa tekanan dan suhu di bawah atmosfernya yang kaya hidrogen akan terlalu tinggi untuk mendukung kehidupan. Namun pada tahun 2021, penelitian menemukan bahwa dalam kondisi tertentu dunia dapat mendukung kehidupan. 

Selain memastikan apakah DMS ada pada K2-18b, para peneliti kini juga akan mencari biomarker lain seperti metil klorida yang secara unik diciptakan oleh kehidupan. Jika benar, hal ini akan menimbulkan kegembiraan besar dan mendorong dunia ke barisan terdepan dalam perburuan spesies asing. Studi baru ini akan muncul di The Astrophysical Journal Letters. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement