Kamis 14 Sep 2023 14:22 WIB

Bukan Kali Pertama Elon Musk Buat Marah Taiwan

Musk kerap kali mengeluarkan komentar yang memicu teguran keras dari Taiwan

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu mengkritik miliarder Elon Musk atas pernyataannya yang mengindikasi Taiwan bagian dari Cina
Foto: EPA-EFE/MICHAEL REYNOLDS
Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu mengkritik miliarder Elon Musk atas pernyataannya yang mengindikasi Taiwan bagian dari Cina

REPUBLIKA.CO.ID,  TAIPEI -- Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu mengkritik miliarder Elon Musk atas pernyataannya yang mengindikasi Taiwan bagian dari Cina. Wu mengatakan Taiwan "tidak dijual."

Musk pemilik media sosial X yang sebelumnya dikenal Twitter serta perusahaan mobil listrik Tesla dan jaringan satelit Starlink menyampaikan pernyataannya di kegiatan All-In Summit di Los Angeles yang diunggah di Youtube pekan ini.

Baca Juga

“Kebijakan mereka (Beijing) adalah menyatukan kembali Taiwan dengan Cina. Dari sudut pandang mereka, mungkin ini analogi dengan Hawaii atau semacamnya, seperti bagian integral dari Cina yang secara sewenang-wenang bukan bagian dari Cina terutama karena, armada AS di Pasifik telah menghentikan upaya reunifikasi apa pun dengan kekerasan,” katanya.

Ini bukan pertama kalinya Musk yang memiliki pabrik Tesla di Shanghai, membuat marah Taiwan. Oktober lalu, ia mengatakan ketegangan antara Cina dan Taiwan dapat diselesaikan dengan menyerahkan sebagian kekuasaan di Taiwan kepada Beijing. Pernyataan ini memicu teguran keras serupa dari Taiwan.

Dalam unggahannya di X, Wu menanggapi pernyataan Musk  dengan mengatakan berharap Musk dapat meminta Cina untuk "membuka @X kepada rakyatnya". Cina memblokir X, dengan media sosial besar Barat lainnya seperti Facebook.

“Mungkin menurutnya pelarangan itu adalah kebijakan yang baik, seperti mematikan @Starlink untuk menggagalkan serangan balasan Ukraina terhadap Rusia,” tambah Wu.

Ia mengacu pada penolakan Musk terhadap permintaan Ukraina untuk mengaktifkan jaringan satelit Starlink di kota pelabuhan Sevastopol di Krimea tahun lalu untuk membantu serangan terhadap armada Rusia di sana.

Pemerintahan Taiwan yang dipilih secara demokratis dengan tegas menolak klaim kedaulatan Cina. Taipei menegaskan hanya rakyat Taiwan yang dapat menentukan masa depan mereka.

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement