Kamis 14 Sep 2023 18:42 WIB

Erick Thohir Berkomitmen Lanjutkan Program Presiden Jokowi

Menurut Erick, setiap pemerintahan memiliki kekurangan dan kelebihan.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (5/9/2023).
Foto: Dok Kementerian BUMN
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (5/9/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri BUMN Erick Thohir berkomitmen untuk melanjutkan berbagai program dan kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk ke depannya. Pemimpin andalan dan kepercayaan Presiden Jokowi ini berpandangan, program yang dijalankan pemerintah saat ini sudah berjalan baik dan harus terus dipertahankan.

"Bangsa ini harus berlanjut, ini yang saya rasa kenapa, apa yang sudah ada ya harus dipertahankan. Karena Pak Jokowi masih yang terbaik hari ini," kata Erick dikutip dari kanal televisi swasta di Jakarta, Kamis (14/9/2023).

Baca Juga

Erick memberi contoh transformasi BUMN yang perlu dilanjutkan ke depan sesuai dengan instruksi Presiden Jokowi yang diamanatkan kepadanya. Salah satunya, dengan berani membongkar korupsi di BUMN yang merugikan negara dalam jumlah besar.

Di antaranya, kasus korupsi Jiwasraya, ASABRI, dan Garuda Indonesia, Waskita Beton Precast, dan Pelindo.mDampak dari langkah berani tersebut, membuat BUMN terus berlari kencang. Hal itu dibuktikan meningkatnya laba BUMN pada 2022 menjadi Rp 303 triliun.

Erick menekankan pemberantasan korupsi di lingkungan Kementerian BUMN tidak hanya berupa penangkapan. Namun juga sebagai bentuk perbaikan agar perusahaa-perusahaan pelat merah dapat menjadi lebih baik ke depannya.

"Kalau korupsi di BUMN ini kita biarkan, seperti Jiwasraya, ASABRI, Garuda. Ini bagian apa? Mengubah pola pikir di BUMN," ujar Erick.

Ketua Umum PSSI itu mengatakan, setiap pemerintahan memiliki kekurangan dan kelebihan. Namun, apa yang menjadi kelebihan suatu pemerintahan harus tetap dipertahankan oleh pemerintahan selanjutnya.

"Mungkin setiap pemerintahan ada kekurangan, tetapi kita bukan selalu mendiskreditkan dengan persepsi pola pikir bahwa pemerintah sebelumnya itu jelek," ucap Erick.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement