Kamis 14 Sep 2023 19:09 WIB

Serangan Ukraina ke Galangan Kapal Krimea Aksi Balasan untuk Elon Musk?

Elon Musk tahun lalu secara efektif menyabotase serangan Ukraina ke kapal AL Rusia.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Nidia Zuraya
Gambar satelit yang disediakan oleh Maxar Technologies ini menunjukkan kerusakan pada Jembatan Kerch, yang menghubungkan Semenanjung Krimea, kanan atas, dengan Rusia, kiri bawah, melintasi selat antara Laut Hitam dan Laut Azov, dan gerbong terbakar, kanan atas , pada hari Sabtu, 8 Oktober 2022. Utara mengarah ke kanan.
Foto: AP/Maxar Technologies
Gambar satelit yang disediakan oleh Maxar Technologies ini menunjukkan kerusakan pada Jembatan Kerch, yang menghubungkan Semenanjung Krimea, kanan atas, dengan Rusia, kiri bawah, melintasi selat antara Laut Hitam dan Laut Azov, dan gerbong terbakar, kanan atas , pada hari Sabtu, 8 Oktober 2022. Utara mengarah ke kanan.

REPUBLIKA.CO.ID, SEVASTOPOL -- Api melalap kapal-kapal angkatan laut Rusia di sebuah galangan kapal utama di semenanjung Krimea, wilayah yang diduduki Moskow, pada Selasa (12/9/2023), setelah serangan rudal Ukraina menghantam kawasan ini.

Serangan ini menjadi terkenal bukan hanya sebagai contoh semakin canggihnya kemampuan senjata Ukraina menyerang Rusia hingga jauh di belakang garis depannya. Namun juga, kata para kritikus, karena serangan ini mengekspos kepalsuan alasan pendiri SpaceX, Elon Musk, berupaya menggagalkan serangan serupa yang dilakukan Ukraina.

Baca Juga

CEO SpaceX Elon Musk tahun lalu secara efektif menyabotase serangan Ukraina saat pesawat tak berawak Kiev berusaha menyerang kapal angkatan laut Rusia di Sevastopol. Ini terjadi pada pekan-pekan awal konflik, kata Walter Isaacson dalam biografi barunya tentang miliarder Musk.

Musk memutuskan untuk tidak mengaktifkan satelit Starlink yang digunakan untuk memandu pesawat tanpa awak. Karena khawatir serangan itu dapat menjadi Pearl Harbour baru yang akan meningkatkan konflik dan berpotensi mengundang respons nuklir dari Rusia, kata biografi tersebut.