REPUBLIKA.CO.ID, SEVASTOPOL -- Api melalap kapal-kapal angkatan laut Rusia di sebuah galangan kapal utama di semenanjung Krimea, wilayah yang diduduki Moskow, pada Selasa (12/9/2023), setelah serangan rudal Ukraina menghantam kawasan ini.
Serangan ini menjadi terkenal bukan hanya sebagai contoh semakin canggihnya kemampuan senjata Ukraina menyerang Rusia hingga jauh di belakang garis depannya. Namun juga, kata para kritikus, karena serangan ini mengekspos kepalsuan alasan pendiri SpaceX, Elon Musk, berupaya menggagalkan serangan serupa yang dilakukan Ukraina.
CEO SpaceX Elon Musk tahun lalu secara efektif menyabotase serangan Ukraina saat pesawat tak berawak Kiev berusaha menyerang kapal angkatan laut Rusia di Sevastopol. Ini terjadi pada pekan-pekan awal konflik, kata Walter Isaacson dalam biografi barunya tentang miliarder Musk.
Musk memutuskan untuk tidak mengaktifkan satelit Starlink yang digunakan untuk memandu pesawat tanpa awak. Karena khawatir serangan itu dapat menjadi Pearl Harbour baru yang akan meningkatkan konflik dan berpotensi mengundang respons nuklir dari Rusia, kata biografi tersebut.