REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Ratusan data telah dikumpulkan saat olah TKP lanjutan kasus penemuan mayat ibu dan anak tinggal kerangka di Kota Depok pada Kamis (14/9/2023). Data-data tersebut dikumpulkan polisi yang bekerja sama dengan Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia (Apsifor).
"Data ada ratusan, karena kan setiap jengkal kita foto setiap jengkal ada maknanya jadi sekali lagi kita masih mengkolek semua data tahapnya masih di situ," jelas Pembina Apsifor Reni Kusumo Wardani usai olah TKP, Kamis (14/9/2023).
Menurutnya, setelah data-data tersebut terkumpul, pihaknya masih akan melakukan penelitian lanjutan.
"Jadi kami hari ini masih meng-collect data masih di tahap itu. Setelah di-collect, kita akan melakukan penelusuran, kita masih harus bertanya kepada pihak yang mengenal korban," katanya.
Beberapa hal yang dikumpulkan oleh Apsifor dikatakannya adalah data tentang gaya hidup korban. Berbagai barang korban didata untuk melihat kebiasaan ibu dan anak tersebut.
"Kalau orang hidup biasanya mandi, gimana sih dia mandi, kapan mandinya, merek-mereknya apa, itu kan menggambarkan gaya hidup. Ruang makan ada apa aja, kebiasaannya seperti apa. Nah, itu semua dari depan sampai belakang sampai ke kamar yang menggambarkan aktivitas mereka itu kita collect. Jadi kita masih meng-collect semuanya secara random baru bisa disortir untuk klasifikasi," ujarnya.
Sebelumnya, dua jasad membusuk dan hanya menyisakan kerangka ditemukan di sebuah perumahan di Kecamatan Cinere, Kota Depok, Jawa Barat, Kamis (7/9/2023) pagi. Dua jasad yang diduga merupakan ibu dan anak dengan inisial GAH (64 tahun) dan DAW (38 tahun) itu diperkirakan telah meninggal kurang lebih selama sebulan lamanya.