REPUBLIKA.CO.ID, KLATEN -- Pabrik Danone Aqua Klaten melalui program Corporate Social Responsibilitynya (CSR) mendukung pengembangan ekonomi yang dilakukan Inklusi Center Kecamatan Karanganom - Bhakti Negeri (ICKK-BN) bagi para penyandang disabilitas ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa) di Desa Kranggan, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Ketua ICKK-BN, Srimulyo mengatakan saat ini ada sekitar 20 penyandang disabilitas ODGJ yang sudah didampingi selama enam bulan setiap Jumat yang diadakan di Posyandu Jiwa Kantor Desa Kranggan.
“Tahun ini kita akan lakukan pendekatan dengan pengembangan pelayanan anak dengan gangguan ODGJ. Yang kita lakukan salah satunya adalah penguatan kapasitas untuk pengembangan ekonomi untuk kemandirian para ODGJ dan juga untuk kesehatannya,” kata Sri Mulyo berdasarkan siaran pers, Kamis (14/9/2023).
Dia mengatakan para penyandang disabilitas ODGJ di Desa Kranggan ini kebanyakan diakibatkan stress karena masalah-masalah ekonomi keluarga, putus cinta, dan faktor keturunan. Karenanya, menurut Srimulyo, ICKK-BN berusaha bagaimana agar para ODGJ ini bisa mendapat perlindungan dan terapi sehingga bisa diterima lagi di masyarakat.
“Tidak hanya itu, kita juga berusaha untuk mendorong sampai ke tingkat kemandirian mereka secara ekonomi agar memiliki masa depan,” katanya.
Stakeholder Relation Manager Aqua Klaten Rama Zakaria mengatakan, pasca gempa Yogya, beberapa tahun lalu, anggota masyarakat disekitar pabrik Aqua yang mengalami gangguan jiwa meningkat.
”Bersama ICKK-BN dan Lurah Kranggan, kemudian Aqua Klaten mengembangkan program pendampingan bagi ODGJ,” kata Rama.
Salah satu penyandang disabilitas ODGJ yang sudah merasakan manfaat dari pendampingan dan pembinaan yang dilakukan ICKK-BN yang sudah berjalan selama enam bulan di Desa Kranggan Polanharjo ini adalah Erna Yulianti. Wanita 32 tahun yang sudah memiliki dua anak ini mengalami ODGJ akibat himpitan ekonomi keluarga yang dialaminya bersama suami. Kondisinya saat ini sudah mulai pulih kembali.
”Saya stress karena tekanan ekonomi keluarga yang kurang. Akibatnya, saya sering hanya merenung sendiri dan kalau sudah marah tidak bisa mengontrol diri saya. Apalagi suami saya yang pekerjaannya hanya seorang pembuat pisau saja belum bisa memberikan apa-apa untuk keluarga,” tuturnya.
Dokter Resita Optiana dari Puskesmas Polanharjo, yang ikut sebagai pendamping dari tenaga kesehatan untuk memeriksa kesehatan para ODGJ di Posyandu GEMAS KETAWA Desa Kranggan Polanharjo mengatakan kondisi kesehatan para ODGJ baik-baik saja.
”Mereka umumnya hanya menderita stress saja yang membuat mereka akhirnya menutup diri dan tidak mau bersosialisasi dengan yang lain. Karenanya, mereka di Posyandu Jiwa ini dibimbing untuk bisa beradaptasi dengan menyelesaikan masalahnya sendiri. Untuk itu, mereka butuh dukungan orang lain,” katanya.
Saat ini dari 20 penyandang disabilitas ODGJ yang dilayani di Posyandu GEMAS KETAWA Desa Kranggan, Polanharjo ini, sudah 50 persennya terlihat lebih bagus perkembangan kejiwaannya dan tiga orang sudah pulih dari gangguan kejiwaannya.