Jumat 15 Sep 2023 06:12 WIB

Rusia Gandeng Turki dan Qatar Kirim Pasokan Biji-bijian ke Afrika

Sejuta ton biji-bijian akan dikirim ke negara-negara yang membutuhkan di Afrika.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nidia Zuraya
Rusia bekerja sama dengan Turki dan Qatar memasok sejuta ton biji-bijian ke negara-negara yang membutuhkan di Afrika.
Foto: AP
Rusia bekerja sama dengan Turki dan Qatar memasok sejuta ton biji-bijian ke negara-negara yang membutuhkan di Afrika.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW --  Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Vershinin mengatakan pada Kamis (14/9/2023), bahwa proses pasokan sejuta ton biji-bijian ke negara-negara yang membutuhkan di Afrika telah dimulai. Program itu dijalankan dengan inisiatif kerja sama Rusia-Turki-Qatar. 

“Sejauh ini, kontak awal sedang berlangsung, dan pertemuan tingkat ahli dari ketiga pihak (Rusia, Turki, dan Qatar) sedang dalam agenda,” kata Vershinin kepada kantor berita resmi milik pemerintah Rusia TASS.

Baca Juga

Vershinin mengatakan, inisiatif Rusia-Turki-Qatar bukanlah alternatif dari kesepakatan gandum Laut Hitam yang tidak diperpanjang Rusia pada Juli. Namun kolaborasi ini sebuah proyek independen yang bertujuan membantu negara-negara yang membutuhkan.

Menurut Vershinin , berdasarkan kesepakatan biji-bijian 2022, sebagian besar muatannya adalah jagung hijau dan biji-bijian. Ditambah lagi pengiriman ditunjukan di luar negara-negara yang membutuhkan.

“Kami telah membicarakan hal ini secara terbuka, dan sekarang kami bermaksud memenuhi kebutuhan negara-negara tersebut bersama dengan mitra kami,” kata Vershinin dikutip dari Anadolu Agency.

Secara terpisah, dalam sebuah wawancara dengan saluran televisi pemerintah Rusia Rossiya-24, Vershinin menegaskan kembali posisi Rusia untuk melanjutkan kesepakatan gandum. Dia dengan tegas kesepakatan bisa dimulai segera setelah ada kemajuan nyata dalam ekspor produk pertanian dari Rusia ke pasar dunia.

“Bagi kami hasil yang penting, bukan janji untuk melakukan sesuatu tapi sesuatu yang dilakukan,” ujar Vershinin. 

Rusia memutuskan untuk tidak memperpanjang jangka waktu partisipasinya dalam Black Sea Grain Initiative  pada 17 Juli. Perjanjian itu ditengahi oleh Turki dan PBB untuk melanjutkan ekspor biji-bijian dari tiga pelabuhan Laut Hitam Ukraina yang dihentikan setelah invasi pada Februari 2022.

Moskow telah berulang kali mengeluh bahwa negara-negara Barat belum memenuhi kewajibannya. Masih ada pembatasan pembayaran, logistik, dan asuransi atas pengiriman makanan serta ekspor pupuk Rusia. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement