Jumat 15 Sep 2023 09:25 WIB

Netanyahu akan Temui Elon Musk Terkait Kasus Anti-Semitisme

Kebencian anti-Yahudi di media sosial X meningkat.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nidia Zuraya
 Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu akan terbang ke California, Amerika Serikat (AS), untuk bertemu Elon Musk pada Senin (18/9/2023).
Foto: EPA-EFE/ABIR SULTAN
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu akan terbang ke California, Amerika Serikat (AS), untuk bertemu Elon Musk pada Senin (18/9/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu akan terbang ke Kalifornia, Amerika Serikat (AS), untuk bertemu Elon Musk pada Senin (18/9/2023). Pengusaha teknologi itu sebelumnya telah dituduh oleh kelompok hak-hak sipil memperkuat kebencian anti-Yahudi di media sosial X miliknya.

Seorang pejabat di kantor Netanyahu mengkonfirmasi pertemuan tersebut pada Kamis (14/9/2023). Musk mengatakan di X, bahwa pembicaraan mereka akan fokus pada teknologi kecerdasan buatan dan bukan Liga Anti-Pencemaran Nama Baik (ADL) yang berseteru dengan Musk mengenai antisemitisme di X.

Baca Juga

Konfirmasi Musk pun sesuai dengan pernyataan kantor perdana menteri yang mengatakan Netanyahu akan bertemu Musk dan pihak lain mengenai pengembangan kecerdasan buatan.

Laporan Washington Post menyampaikan berita tentang pertemuan Musk-Netanyahu mengutip lima orang yang mengetahui situasi tersebut. Media itu mengatakan, pertemuan tersebut adalah langkah terbaru dalam kampanye rekan dan sekutu Yahudi Musk untuk mencegah meningkatnya kritik seputar peningkatan antisemitisme di X.

Perkataan kebencian di X telah meningkat secara dramatis sejak Musk membeli situs tersebut tahun lalu dan melonggarkan perlindungan seputar moderasi konten. Pekan lalu, Musk mengatakan pendapatan iklan AS telah menurun sebesar 60 persen.

Kelompok hak-hak sipil, termasuk Center for Countering Digital Hate dan ADL, telah mengeluarkan temuan bahwa volume ujaran kebencian di X telah meningkat secara dramatis di bawah kepemimpinan CEO produsen mobil listrik Tesla. "Tidak ada sesuatu pun dalam pertemuan ini yang mengejutkan mengingat sektor teknologi Israel adalah salah satu yang paling inovatif dan dinamis di dunia. Namun, Israel dan Yahudi sering menjadi sasaran kebencian anti-Zionis. dan makian antisemitisme di Twitter/X dan kami berharap mereka akan mengadakan pertemuan yang produktif dan membicarakan cara-cara memerangi antisemitisme dan ujaran kebencian anti-Zionis di platform tersebut," ujar juru bicara ADL.

Berita tentang pertemuan tersebut menuai kritik dari UnXeptable, sebuah gerakan yang diluncurkan oleh warga Israel yang merasa terganggu dengan sikap negara asal mereka yang membelok ke kanan. Kelompok tersebut mengumumkan, akan mengorganisir protes di San Jose dan San Francisco pada Senin.

“Sangat tidak dapat diterima bahwa Benjamin Netanyahu, pemimpin satu-satunya negara Yahudi di dunia, yang menyebut dirinya sebagai pelindung Israel, terbang melintasi Amerika untuk mencari nasihat dan dukungan dari orang yang terkenal sebagai pendukung ujaran kebencian anti-Yahudi,” kata pengusaha teknologi dan salah satu pendiri UnXeptable Offir Gutelzon.

Pada Desember, ADL mencatat peningkatan konten antisemit di platform dan penurunan moderasi postingan antisemit sejak Musk mengambil alih. Center for Countering Digital Hate mengatakan, penggunaan hinaan rasial terhadap orang kulit hitam di bawah pemerintahan Musk setiap hari meningkat tiga kali lipat dibandingkan rata-rata pada 2022. Sedangkan hinaan terhadap laki-laki gay dan transgender masing-masing meningkat sebesar 58 persen dan 62 persen.

Tanpa memberikan bukti, Musk menyalahkan para kritikus atas merosotnya pendapatan iklan. Dia secara khusus menuding tekanan dari ADL yang disebut sebagai "Liga Pencemaran Nama Baik".

Awal bulan ini, Musk bergabung dalam percakapan di X dengan tagar #BantheADL, yang dianut oleh kaum nasionalis kulit putih dan antisemit. Dia bertanya kepada para pengikutnya apakah harus melakukan polling di platform tersebut tentang hal tersebut. Dia terlibat dalam pertukaran dengan pengguna yang mengungkapkan sudut pandang antisemit selama diskusi.

Menurut seorang pejabat AS, Netanyahu juga akan bertemu Presiden Joe Biden di New York minggu depan. Kantor Netanyahu mengatakan, kedua pemimpin akan bertemu selama perjalanan perdana menteri ke Majelis Umum PBB. Mereka akan berbicara, tetapi tidak menentukan lokasi pasti pertemuan tersebut.

Biden telah menyatakan keprihatinannya atas perombakan peradilan yang dilakukan oleh pemerintahan sayap kanan Netanyahu. Presiden AS juga menyoroti perluasan pemukiman Yahudi di Tepi Barat yang dilakukan Israel.

Selain pertemuan dengan Biden, Netanyahu dijadwalkan bertemu dengan para pemimpin dunia lainnya di PBB, termasuk Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement