Jumat 15 Sep 2023 12:47 WIB

Bomber Siluman Masa Depan AS Jalani Uji Coba Darat

Bomber B-21 Raider menjadi senjata baru AS yang dapat menghalau agresi musuh.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nidia Zuraya
Pesawat bomber siluman milik Angkatan Udara Amerika Serikat. ilustrasi
Foto: Wikipedia
Pesawat bomber siluman milik Angkatan Udara Amerika Serikat. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, MARYLAND -- Produsen pesawat Northrop Grumman mengatakan mereka sedang menguji pesawat bomber siluman Angkatan Udara AS berikutnya, B-21 Raider. Northrop Grumman mengatakan pesawat itu sedang menjalani uji coba mesin dan berada di jalur yang tepat sebelum penerbangan pertamanya tahun ini.

Dalam Konferensi Udara, Ruang Angkasa, dan Siber Asosiasi Angkatan Udara dan Ruang Angkasa di Maryland, Northrop Grumman mengatakan Raider yang pertama kali diluncurkan Angkatan Udara AS dalam upacara Palmdale, California, Desember lalu sedang menjalani serangkaian uji coba darat. Pengujian darat ini diperlukan sebelum pesawat dapat menggelar penerbangan pertama.

Baca Juga

Angkatan Udara AS ingin bomber yang sangat dirahasiakan ini menggantikan B-1 Lancer dan B-2 Spirit dalam satu dekade kedepan. Raider menjadi senjata baru AS yang dapat menghalau agresi musuh seperti Cina.

Jangkauan pesawat ini sangat jauh dan memiliki kemampuan siluman canggih yang diharapkan Angkatan Udara memungkinkan mereka menyelinap ke wilayah musuh tanpa terdeteksi untuk melakukan misi serangan penetrasi. Angkatan Udara memandangnya sebagai "tulang punggung" pesawat bomber masa depan.

Dalam panel hari Selasa (12/9/2023) Kepala Komando Serangan Global Angkatan Udara Jenderal Thomas Bussiere mengatakan Angkatan Udara dan Northrop Grumman melakukan uji coba mesin untuk menguji sistem propulsi B-21 di Plant 42 di Palmdale, California.

Presiden unit sistem aeronautika Northrop Grumman Tom Jones menolak untuk mengungkapkan kapan uji coba mesin dimulai atau apakah ada uji coba lebih lanjut sebelum penerbangan pertama. Ia mengatakan tidak bisa mengungkapkan dua hal itu karena alasan keamanan.

Jones mengatakan uji coba mesin B-21 dilakukan di dermaga dan dimaksudkan untuk memastikan mesin bekerja dengan benar dan merespons throttle pesawat pengebom.

Jones mengatakan  beberapa bulan terakhir persiapan lain sebelum penerbangan pertama juga sudah dilakukan. Termasuk mengaktifkan sistemnya, memeriksa sistem aktuasi kontrolnya berfungsi, dan memastikan pintu dan roda pendaratan terbuka atau memanjang dengan benar.

"Kami telah membuat kemajuan substansial dalam lingkup pekerjaan yang perlu dilakukan dalam pemeriksaan darat, dan kami sangat yakin kami akan melakukan penerbangan tahun ini," kata Jones seperti dikutip Defence News, Selasa (15/9/2023).

Angkatan Udara meluncurkan uji coba pertama B-21 dalam sebuah upacara pada Desember 2022 di Palmdale, California.

Dalam sebuah panel direktur Kantor Percepatan Kapabilitas Angkatan Udara yang mengawasi pengembangan B-21, William Bailey mengatakan tim B-21 juga memecahkan masalah sistem bahan bakar pesawat bomber itu. Ia menambahkan alat-alat digital yang digunakan untuk memeriksa infrastruktur bahan bakar memungkinkan proses pemeriksaan pindah ke fase pemeriksaan mesin dalam waktu kurang dari lima hari.

Jones mengatakan pada setiap pengembangan pesawat baru, pemeriksaan semacam itu sangat penting untuk memastikan bahan bakar bergerak ke berbagai tempat seperti yang dimaksudkan.

Bahkan dalam kondisi terbaik sekalipun, Jones menjelaskan, proses tersebut dapat memakan waktu. Tetapi jika ada sesuatu yang salah, teknisi harus turun ke sudut dan celah pesawat yang sulit dijangkau untuk menemukan masalah dan memperbaikinya.

"Melakukannya dengan benar adalah masalah besar pada pesawat apa pun, tetapi pada sayap terbang (seperti B-21), hal ini sangat penting untuk stabilitas," kata Jones

Jones mengatakan Northrop Grumman menemukan dan memperbaiki hal-hal yang perlu disesuaikan atau yang tidak dipasang dengan benar pada Raider selama pengujian. Ia mengatakan menemukan masalah seperti itu adalah proses normal untuk menyempurnakan pesawat yang sama sekali baru.

Ia menambahkan investasi perusahaan pada model digital dan simulasi perangkat lunak membantu menemukan masalah dan memperbaikinya dengan lebih cepat, termasuk selama pemeriksaan bahan bakar. Ia menambahkan fakta pemeriksaan fungsionalitas bahan bakar dapat dilakukan hanya dalam waktu lima hari menunjukkan perangkat lunak yang digunakan B-21 sangat solid.

Jones mengatakan uji coba perangkat lunak sudah selesai. Kini tinggal uji coba perangkat kerasnya saja, yang menurut Jones merupakan kebalikan dari cara kerja pengujian pesawat baru pada umumnya.

"Setiap pesawat yang pernah dibuat, pesawat telah menunggu perangkat lunaknya setidaknya yang memiliki perangkat lunak," jelasnya.

Dalam panelnya, Bailey berkelakar tim teknisi perangkat lunak B-21 "menampar" tim perangkat keras, "dengan mengatakan: 'Bisakah Anda bergegas? Kami sudah selesai. "

Penerbangan pertama yang dijadwalkan akan membawa pesawat bomber itu pertama ke Pangkalan Angkatan Udara Edwards di California untuk melakukan uji terbang yang lebih ekstensif. Dibutuhkan waktu lebih lama bagi B-21 untuk menggelar penerbangan pertamanya dibandingkan pendahulunya, B-2, yang melakukan penerbangan pertamanya delapan bulan setelah peluncurannya pada November 1988.

Jones mengatakan kompleksitas B-21 termasuk kemajuan teknologi selama lebih dari 30 tahun, menyebabkan proses pengembangan berjalan lebih lama.

Ia mengatakan membangun B-21 sebagai pesawat yang akan produksi dan bukan model eksperimental yang "dipesan lebih dahulu" akan membuahkan hasil di kemudian hari karena produksinya akan semakin mudah dan meningkatkan skala ekonomi. Sebagai contoh, sistem misi dan lapisan siluman B-21 yang tidak dapat diamati dengan mudah.

"Butuh sedikit waktu ekstra, [tetapi] itu akan membuahkan hasil," kata Jones.

Pada bulan Maret, Menteri Sekretaris Angkatan Udara Frank Kendall memperingatkan tentang penerbangan pertama B-21. Ia mengatakan penerbangan pertama B-21 mundur beberapa bulan tetapi masih sesuai jadwal awal.

Pada konferensi AFA pekan ini, para pejabat Angkatan Udara seperti Kendall, kepala akuisisi Andrew Hunter dan Bussiere menyatakan kepuasannya dengan program B-21. Kendall mengatakan ia berharap penerbangan pertama B-21 akan dilakukan tahun ini, "tidak ada kejutan yang tidak terduga."

"Tetapi kejutan memang bisa terjadi dalam program akuisisi," tambah Kendall.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement