REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bisnis mal di Jakarta berpotensi tumbuh seiring peningkatan permintaan dari penjual barang elektronik, penyedia hiburan, serta operator yang berorientasi pada permainan anak-anak dan arena bermain. Bisnis mal dinilai sudah kembali pulih.
Pemulihan kondisi itu dialami pula oleh PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR). Perseroan yang melalui PT Lippo Malls Indonesia (LMI) saat ini mengelola 59 mal dengan luasan 3,60 juta meter persegi Gross Floor Area (GFA) di 17 provinsi di Indonesia, dengan total jumlah pengunjung bisa mencapai 165,8 juta orang per tahun.
Pada semester I 2023, perseroan mencatatkan pendapatan mal sebesar Rp 275 miliar, melonjak 59 persen bila dibandingkan periode yang sama tahun lalu (YoY). Peningkatan pendapatan terjadi seiring dengan peningkatan rata-rata pengunjung menjadi 69 persen pada semester I 2023, dibandingkan 61 persen pada semester I 2022.
Group CEO LPKR, John Riady, menyampaikan kinerja perseroan di segmen lifestyle terdorong oleh pemulihan bisnis mal dan hotel. Kenaikan ini seiring dengan pelonggaran pembatasan perjalanan dan kegiatan publik. "LPKR juga memproyeksikan pemulihan penuh segmen lifestyle pasca pandemi bisa terjadi pada tahun 2024," katanya dalam keterangan tertulisnya, Jumat (15/9/2023).
Ke depan untuk memacu bisnis mal, LPKR melakukan pemulihan aset mal ikonik seperti Gajah Mada Plaza, yang sebagian besar telah selesai. Perseroan juga melanjutkan renovasi Plaza Semanggi yang terletak di pusat bisnis utama Jakarta.
Dari sisi pemilik pusat perbelanjaan, menurut Colliers, evolusi yang terjadi dalam pusat perbelanjaan menjadi sebuah keharusan. Salah satunya dengan menyediakan pengalaman berbelanja yang baru dan menarik secara konsisten bagi pengunjung.
Pemilik pusat perbelanjaan diharapkan menunjukkan kebijaksanaan dalam memilih penyewa dan konsep toko yang mendorong rasa antusiasme dan keterlibatan yang lebih besar dalam pengalaman berbelanja.