Sabtu 16 Sep 2023 02:47 WIB

Mengenaskan, Begini Nasib Bukit Teletubbies Bromo Kini

Luas wilayah yang terbakar diperkirakan sebanyak 500 hektare.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Natalia Endah Hapsari
Kondisi terkini area bekas kebakaran di kawasan Gunung Bromo, Rabu (13/9/2023).
Foto: Republika/ Wilda Fizriyani
Kondisi terkini area bekas kebakaran di kawasan Gunung Bromo, Rabu (13/9/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Jawa Timur mengalami kebakaran pada awal September lalu. Kebakaran ini diperparah dengan adanya aksi tidak bertanggung jawab dari pengunjung di wilayah tersebut Rabu (6/9/2023). Aksi ini sempat viral di media sosial dan media nasional.

Menurut kanal YouTube Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), kawasan wisata yang disebut Bukit Teletubbies itu hingga Kamis (13/9/2023), pukul 16.00 WIB, masih menjalani misi pemadaman dengan operasi darat dengan menyisir savana. Bahkan pemadaman juga dilakukan dengan sarana water bombing

Baca Juga

Upaya pemadaman semakin dipersulit karena api yang semakin diperluas dengan adanya fenomena mirip angin puting beliung. Luas wilayah yang terbakar diperkirakan sebanyak 500 hektare. Sebanyak 293 personel dikerahkan untuk melakukan pemadaman di kawasan wisata Gunung Bromo tersebut.

Dalam kanal YouTube tersebut, Kepala Pelaksana BNPB Jawa Timur, Gatot Soebroto mengungkapkan kronologis kejadian kebakaran hutan di wilayah Bromo, disebabkan oleh kelalaian sebuah event organizer (EO) foto prewedding saat melakukan sesi pemotretan orang yang akan melakukan pernikahan. Dampak dari pre wedding tersebut menyebabkan kebakaran di wilayah Bromo. 

Hingga Rabu (13/9/2023), water bombing sudah dilakukan 41 kali dengan dua helikopter. "Dengan bantuan tersebut, alhamdulillah kondisi Bromo hingga hari ini padam," ujarnya dalam kanal YouTube BNPB Tv.

Kondisi Bromo secara umum padam. Titik api sudah dilakukan pemadaman dengan water bombing. Saat ini pasukan darat sedang lakukan pemadaman. Namun Bromo luas dan angin sangat kencang. "Anginnya diatas 40 knot, akan sangat membahayakan, jadi pemadam dimaksimalkan melalui jalur darat."

Baca lanjutannya pada halaman berikutnya...

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement