Jumat 15 Sep 2023 19:21 WIB

Jurnalis Rusia Jadi Target Spionase

Telepon Timchenko diretas dengan menggunakan produk NSO, yaitu Pegasus.

Rep: Kabar Dunia dan Indonesia/ Red: Partner
.
Foto: network /Kabar Dunia dan Indonesia
.

www.freepik.com
www.freepik.com

DIPLOMASI REPUBLIKA, NEW YORK – Hasil investigasi organisasi pemantau internet Kanada, Citizen Lab dan kelompok pembela hak-hak digital, Access Now, menemukan telepon milik jurnalis terkemuka Rusia, Galina Timchenko, yang dipasangi perangkat mata-mata buatan perusahaan Israel, NSO Group. Peristiwa ini menjadi indikasi terbaru bahwa perangkat peretas telepon digunakan untuk memata-matai pekerja media dan tokoh oposisi di seluruh dunia.

‘’Perangkat tersebut mulai dipasang sekitar 10 Februari 2023,’’ ungkap hasil investigasi gabungan tersebut, Rabu (13/9/2023).

Namun, mereka tidak mengungkapkan pelakunya, tetapi terungkap bahwa telepon Timchenko diretas dengan menggunakan produk NSO, yaitu Pegasus.

Menurut Guardian, sekali telepon terinfeksi Pegasus, operator perangkat lunak itu mampu mengendalikan seluruh telepon. Termasuk akses foto, aplikasi terenkripsi, dan mikrofon yang memungkinkan pengguna menjadikan teleponnya sebagai alat untuk mendengar.

Timchenko merupakan salah satu pendiri dan penerbit media independen Rusia, Meduza. Saat peretasan terhadap teleponnya terjadi, dia sedang berada di Berlin, Jerman. Tepatnya, sebelum pertemuan media independen arus utama Rusia di pengasingan.

Peserta pertemuan di Berlin itu termasuk Timchenko, yang tema pembahasannya, antara lain mengenai tekanan yang mereka hadapi dan cara untuk meresponsnya. Acara ini, menurut Timchenko, diorganisasi sebuah lembaga Rusia bernama Redkollegiya.

‘’Melalui saya, mereka bisa menguping pertemuan itu,’’ kata Timchenko kepada Guardian, Rabu. Timchenko menyatakan perasaannya atas peretasan terhadap teleponnya. "Saya seakan menari tanpa benang sehelai pun di alun-alun kota.’’ Ini tertuang dalam artikel yang dimuat Meduza, Rabu.

Secara personal, dia meyakini Rusia berada di balik peretasan dengan menggunakan Pegasus terhadap telepon genggam miliknya. Sebelum ini, menurut dia, dirinya mendapatkan serangan berbeda, semua dari Rusia.

Namun, Citizen Lab dan Access Now, menyatakan Rusia tak mungkin merupakan klien NSO Group. Mereka menekankan pula belum melihat pertanda dari penelitian yang mereka lakukan bahwa Moskow berada di balik serangan siber ini.

Kelompok pembela hak media, Committee to Protect Journalists mengecam dugaan pengawasan melalui perangkat mata-mata Israel itu terhadap jurnalis. ‘’Jurnalis dan narasumber menjadi tak bebas dan tak aman jika mereka dimata-matai,’’ demikian pernyataan mereka.

Dalam sebuah surat elektronik, NSO menyatakan pihaknya selalu menginvestigasi soal tuduhan penyalahgunaan produk mereka. Namun, NSO tak menyatakan apakah investigasi terkait kasus ini sudah diungkapkan atau belum.

Penelitik, anggota parlemen, dan jurnalis berkali-kali menuding NSO membantu pemerintahan negara mamata-matai oposisi politik dan mereka yang melakukan reportase independen. Pada 2021, NSO masuk daftar hitam Pemerintah AS terkait masalah HAM.

NSO hanya menjual Pegasus ke lembaga pemerintah. Mereka dikenal menjual produknya itu ke sejumlah negara Eropa, termasuk ke polisi Jerman serta negara-negara di Timur Tengah dan Afrika. (fer/reuters)

sumber : https://diplomasi.republika.co.id/posts/236632/jurnalis-rusia-jadi-target-spionase
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement