Jumat 15 Sep 2023 22:21 WIB

Kemenkes: Covid-19 tidak Mungkin Hilang, Namun Sudah tidak Membahayakan

Status endemi bukan menandakan Covid-19 sudah hilang di Indonesia.

Red: Nora Azizah
Status endemi bukan menandakan Covid-19 sudah hilang di Indonesia.
Foto: EPA-EFE/ROLEX DELA PENA
Status endemi bukan menandakan Covid-19 sudah hilang di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Staf Teknis Komunikasi Transformasi Kesehatan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dr Ngabila Salama mengatakan COVID-19 tidak mungkin hilang. Namun, sudah tidak membahayakan.

"Covid tidak mungkin hilang, tapi sudah tidak membahayakan seperti dahulu," katanya dalam acara gelar wicara terkait subvarian COVID-19 Omicron Pirola, yang diikuti secara daring di Jakarta, Jumat (15/9/2023).

Baca Juga

Ngabila mengatakan, status endemi COVID-19 di Indonesia bukan berarti menandakan virusnya hilang, seperti halnya influenza yang tetap ada hingga sekarang. Sehingga, sambungnya, gejala umum COVID-19 seperti batuk, pilek, dan demam masih dapat dirasakan, meskipun dampaknya tidak separah ketika pandemi COVID-19 merebak di seluruh dunia.

"Namun, hal tersebut bukan berarti dapat diremehkan, masyarakat perlu mewaspadai lonjakan kasus yang terjadi 4-6 bulan sekali," ujarnya yang juga merupakan Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta itu. 

Ngabila mengatakan, lonjakan kasus dapat terjadi, karena subvarian omicron merupakan subvarian COVID-19 yang lebih mudah berpindah-pindah antarmanusia, dan berpotensi untuk melakukan mutasi genetik di setiap perpindahannya. 

"Mutasi itu sangat bisa terjadi, terlebih kepada kelompok rentan seperti anak-anak, ibu hamil, lansia, juga pasien dengan komorbid," jelasnya.

Oleh karena itu, Ngabila mengimbau agar masyarakat tetap waspada terhadap virus COVID-19 meskipun sudah tidak dalam fase pandemi. Selain itu, dia juga mengimbau untuk tetap melaksanakan protokol kesehatan dengan memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir, serta melakukan tes PCR di Puskesmas terdekat jika melakukan kontak dengan seseorang yang terkonfirmasi terkena virus COVID-19.

"Jangan lupa untuk melengkapi dosis vaksin, meskipun vaksinasi tidak mencegah penyakit, tapi vaksinasi mencegah dari keparahan dan kematian akibat COVID-19," kata Ngabila Salama.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَبَشِّرِ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ اَنَّ لَهُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُ ۗ كُلَّمَا رُزِقُوْا مِنْهَا مِنْ ثَمَرَةٍ رِّزْقًا ۙ قَالُوْا هٰذَا الَّذِيْ رُزِقْنَا مِنْ قَبْلُ وَاُتُوْا بِهٖ مُتَشَابِهًا ۗوَلَهُمْ فِيْهَآ اَزْوَاجٌ مُّطَهَّرَةٌ وَّهُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَ
Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang beriman dan berbuat kebajikan, bahwa untuk mereka (disediakan) surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Setiap kali mereka diberi rezeki buah-buahan dari surga, mereka berkata, “Inilah rezeki yang diberikan kepada kami dahulu.” Mereka telah diberi (buah-buahan) yang serupa. Dan di sana mereka (memperoleh) pasangan-pasangan yang suci. Mereka kekal di dalamnya.

(QS. Al-Baqarah ayat 25)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement