REPUBLIKA.CO.ID, WATES -- Mewujudkan Kabupaten Sehat menjadi prioritas utama Kabupaten Kulonprogo, DIY saat ini. Hal tersebut mengingat Kulonprogo merupakan kabupaten yang menjadi gerbang utama masuknya wisatawan ke DIY sehingga sektor kesehatan menjadi hal penting untuk ditingkatkan.
Asisten Sekda Kulonprogo Bidang Administrasi Umum, Eko Wisnu Wardhana mengatakan, pemkab memang sedang menggencarkan peningkatan kualitas kesehatan pada masyarakat. Hal yang paling gencar dilakukan adalah mengatasi stunting yang menjadi akar dari pertumbuhan generasi penerus bangsa yang berkualitas.
Salah satu upaya yang inovatif yang diterapkan yakni adanya aplikasi Bumilku dan Matahatiku. "Pemkab Kulonprogo sekarang sedang gencar mengatasi stunting. Berawal dari permasalahan itu, dibuatlah aplikasi untuk memantau kesehatan masyarakat, khususnya ibu hamil dan anak-anak," kata Eko, belum lama ini.
Dijelaskan, aplikasi Bumilku merupakan quick win unggulan Kulonprogo sebagai aplikasi pemantauan kesehatan ibu hamil, yang terintegrasi Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan Geospasial. Sedangkan, Matahatiku sebagai pemantau kesehatan ibu pasca melahirkan dan pertumbuhan anak di seribu hari pertama.
"Diharapkan dengan adanya aplikasi-aplikasi sebagai pemantau kesehatan masyarakat tersebut, dapat mendukung Kulonprogo sebagai Kabupaten Sehat," ungkapnya.
Penilaian untuk mewujudkan Kabupaten Sehat terhadap Kulonprogo juga mulai dilakukan pekan ini oleh pemerintah pusat. Ketua Tim Penilai Kabupaten Kota Sehat (KKS) 2023, Teguh Supriyadi mengatakan, kebersihan di Kulonprogo menjadi poin positif di awal penilaian.
Teguh yang juga Sekretariat Kabinet Kepresidenan itu menuturkan ada sembilan tatanan yang menjadi indikator penilaian KKS. Antara lain masyarakat mandiri yang sehat, permukiman dan fasilitas umum, satuan pendidikan, pasar, perkantoran, industri, pariwisata, ketertiban transportasi dan lalu lintas, perlindungan sosial, serta penanggulangan bencana.
“Saya dan tim penilai sudah dua hari melaksanakan visitasi ke beberapa titik lokasi yang memenuhi kriteria penilaian KKS. Di Kulonprogo ini, lokasi yang kami kunjungi cukup bersih," katanya.
Ke depannya, Teguh menekankan Kabupaten Kulonprogo perlu melakukan antisipasi terhadap kesehatan masyarakat. Mengingat Kulonprogo yang juga gerbang utama masuk ke DIY, katanya, gaya hidup masyarakatnya juga turut berubah. "Sehingga pemerintah perlu melakukan antisipasi,” ungkap dia.
Salah satu Tim Penilai KKS dari Direktorat Kesehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan, Ali Mustaqim mengatakan, kebersihan, ruangan tanpa asap rokok, keaktifan anak-anak, fasilitas umum yang ramah anak, ramah difabel, serta kreativitas dalam mengolah limbah Kulonprogo cukup mengesankan.
Terlebih, limbah produksi batik hingga limbah sampah dapat terolah dengan baik, sehingga tidak menimbulkan dampak lingkungan. “Pengelolaan limbah sudah bagus, limbah produksi batik digunakan sebagai pupuk beserta dengan urine sapi. Namun ada catatan untuk sekolah-sekolah dan pedagang. Sekolah belum mempunyai zona aman sekolah, dan pedagang-pedagang belum mendapatkan sosialisasi,” katanya.
Setelah melakukan visitasi lapangan selama dua hari di Kulonprogo, tim penilai memberikan penilaian dan catatan positif. Terutama terhadap kerja keras pemkab setempat dan partisipasi masyarakat terhadap program KKS.
"Kita mempunyai harapan yang besar agar Kabupaten Kulonprogo mendapatkan penghargaan Kabupaten Kota Sehat," kata Penjabat Bupati Kulonprogo, Ni Made Dwipanti Indrayanti.