REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Perseroan Terbatas Bank Tabungan Negara Tbk. (Bank BTN) mencatatkan peningkatan pada tabungan transaksionalnya sebesar 7,24 persen secara tahunan (yoy) hingga Agustus 2023.
Direktur Institutional Banking Bank BTN Hakim Putratama mengatakan bahwa perseroan juga mencatatkan peningkatan pada rasio dana murah (CASA) pada level 52,5 persen per Agustus 2023.
"Bank BTN juga mencatatkan rasio dana murah atau current account savings account di level 52,5 persen per Agustus 2023. Rasio tersebut meningkat 6,79 persen yoy dibandingkan pada bulan Agustus 2022," kata Hakim melalui keterangan resmi di Jakarta, Sabtu (16/9/2023).
Sebagai bentuk komitmen apresiasi bagi para nasabah yang loyal serta aktif menabung dan melakukan transaksi, Bank BTN memberikan hadiah undian berupa mobil listrik, motor, dan beragam hadiah lain senilai total Rp 1 miliar.
Hakim mengatakan bahwa nasabah perseroan makin aktif menabung dan melakukan transaksi dengan berbagai kemudahan yang ditawarkan BTN Mobile.
Untuk meningkatkan aktivitas tersebut, Bank BTN juga memberikan poin BTN Spekta untuk setiap transaksi dan saldo mengendap nasabahnya.
Makin banyak Poin BTN Spekta yang terkumpul, makin besar peluang nasabah untuk memperoleh hadiah dalam program Undian BTN Spekta periode 2022—2023.
"Selamat kepada nasabah setia yang beruntung mendapatkan hadiah undian mobil listrik. Program Poin BTN Spekta ini akan kami lanjutkan untuk dapat ditukarkan dengan voucher dan barang-barang menarik lainnya," jelas Hakim.
Adapun hadiah utama yang diundi dalam program BTN Spekta periode 2022—2023 ini, yakni 1 unit mobil Hyundai Ioniq 5, 2 unit motor Vespa, 2 unit motor Yamaha New NMAX, dan 5 unit sepeda listrik. Selain untuk undian, Poin BTN Spekta tersebut juga dapat ditukarkan dengan voucher belanja dan hadiah lainnya melalui aplikasi BTN Mobile.
Per Agustus 2023, Bank BTN juga mencatatkan kinerja positif pada posisi kredit dan pembiayaan sebesar Rp 314,2 triliun, tumbuh 9,9 persen yoy dari Rp 286,1 triliun pada bulan Agustus 2022.
Perseroan membidik pertumbuhan kredit di level sekitar 10 persen yoy, yang akan ditopang oleh kredit pemilikan rumah (KPR) subsidi, KPR nonsubsidi, dan kredit high yield.