REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertumbuhan portofolio kredit PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI pada tahun ini diproyeksikan semakin mengalami peningkatan. Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan menyampaikan perbankan tahun ini menghadapi tren kenaikan suku bunga.
Dia berpendapat manajemen BNI sangat tepat mengambil strategi penguatan portofolio kredit BNI lebih mengarah pada stabilitas, sehingga membuat pertumbuhan semakin baik khususnya pada semester kedua 2023.
“Kalau saya melihat kinerja kredit BNI mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan masih adanya pertumbuhan di tengah tren kenaikan suku bunga,” tulisnya kepada media.
Lebih lanjut, Trioksa menambahkan bahwa faktor yang menopang kredit BNI masih seputar kredit korporasi yang pada tahun ini geliatnya akan semakin baik. "Tentunya segmen korporasi ini akan membuat pertumbuhan kredit BNI mengalami pertumbuhan hingga akhir tahun," sebutnya.
Adapun, BNI optimis pertumbuhan kredit pada tahun ini akan tumbuh pada kisaran 8% hingga 10% secara tahunan (YoY). Hal ini didukung oleh pertumbuhan kredit semester kedua 2023 yang diproyeksikan akan lebih baik dibandingkan dengan akhir semester pertama 2023.
Permintaan kredit juga diproyeksikan mengalami peningkatan dengan diimbangi likuiditas perbankan yang memadai. Di samping itu, kebijakan regulator yang akomodatif terutama ke sektor-sektor yang belum pulih, UMKM, KUR, dan pembiayaan hijau dalam rangka pemulihan ekonomi nasional masih akan terus dilanjutkan di 2023.
Faktor pendukung lainnya adalah prospek makro yang lebih positif, terutama dari sisi fiskal, dengan potensi peningkatan belanja pemerintah di semester kedua 2023.
Sementara itu, kredit korporasi selama tahun ini juga dikatakan telah melakukan ekspansi kredit, hal ini tercermin dari pertumbuhan per posisi Agustus 2023 yang telah tumbuh positif dibandingkan akhir 2022.