REPUBLIKA.CO.ID, NANNING -- Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin mengatakan China sejak dulu memang menjadi salah satu tempat untuk belajar. Terlebih saat ini ketika negara itu menjadi salah satu mitra dagang terbesar Indonesia dan ASEAN.
"Kalau orang Islam itu, dari dulu sudah ada perintahnya 'Carilah ilmu walaupun sampai ke negara China'. Jadi, itu memang sudah ada perintahnya," kata Wapres Ma'ruf dalam pertemuan dengan sejumlah jurnalis China di Nanning, Guangxi, China, Ahad (17/9/2023).
Pertemuan itu berlangsung setelah dia menghadiri pembukaan China-ASEAN Expo (CAPEXPO) ke-20 di Nanning International Convention and Exhibition Center (NICEC), Nanning.
"Oleh karena itu, China memang jadi tempat penting teknologi, pengolahan tambang dan sebagainya, sehingga (kita) perlu bekerja sama," kata Wapres.
Dia mengulangi apa yang telah disampaikannya dalam sambutan pembukaan pameran itu bahwa kolaborasi untuk pertumbuhan ekonomi adalah hal yang penting. "Karena kolaborasi ini termasuk di ASEAN, China menjadi mitra strategis ASEAN. Dan juga pentingnya penguatan integrasi ekonomi kawasan. Ini implementasi dari Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) dan diyakini memberikan kontribusi besar," kata Wapres Ma'ruf, menambahkan.
Selama kunjungannya di Nanning, Wapres juga meresmikan Paviliun Komoditas berisi 84 stan yang sebagian besar adalah UMKM Indonesia.
Menurut Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Didi Sumedi, Paviliun Komoditas menempati lahan seluas 2.150 meter persegi dan berisi beragam produk dari empat kategori: makanan dan minuman, fesyen dan asesoris, mebel dan perlengkapan rumah, serta kecantikan.
Dia menambahkan bahwa paviliun itu dibangun atas kerja sama Kementerian Perdagangan RI, BUMN dan perusahaan swasta Indonesia, dengan pemerintah Guangzhou.
Dia berharap CAEXPO ke-20 dapat berlanjut pada tahun-tahun berikutnya. "Serta membawa produk-produk berkualitas Indonesia, tidak hanya di kancah China dan ASEAN, tapi juga di kancah global lainnya," kata Dedi.
China adalah mitra dagang terbesar Indonesia. Dalam lima tahun terakhir (2018-2022), volume perdagangan kedua negara naik 17,69 persen. Pada Januari–Juni 2023, volume perdagangan Indonesia-China mencapai 61,59 miliar dolar AS (sekitar Rp 946,5 triliun), atau naik 0,65 persen dibandingkan periode yang sama pada 2022. Indonesia mencatat surplus sebesar 838,69 juta dolar AS pada periode itu.