REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sholat adalah kewajiban yang harus dikerjakan oleh umat Islam. Allah SWT dan Rasul-Nya mewajibkan sholat maka pastilah di dalam sholat itu ada manfaat yang sangat besar bagi manusia yang mengerjakannya. Salah satu manfaat besar dari sholat adalah diampuninya dosa-dosa, sebagaimana hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad.
Dari Sayyidina Abu Dzar Radhiyallahu anhu bahwasanya baginda Nabi Muhammad SAW pernah keluar dari rumahnya ketika musim gugur di saat daun-daun berguguran dari pepohonan. Rasulullah SAW mengambil setangkai ranting pohon, dan daun-daunnya langsung berguguran. Beliau berkata, "Wahai Abu Dzar." Abu Dzar menjawab, "Labbaik (Aku siap sedia), ya Rasulullah."
Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya seorang Muslim yang menunaikan sholatnya semata-mata karena Allah, maka dasa-dasanya akan berguguran sebagaimana daun-daun ini berguguran dari rantingnya." (HR Imam Ahmad, dari Kitab At-Targhib)
Pada musim gugur, begitu banyak daun-daun berguguran dari pohonnya sehingga ada sebagian pohon yang daunnya tidak tersisa sehelai pun. Nabi Muhammad SAW bersabda, "Hasil sholat yang dikerjakan dengan ikhlas, semua dosa diampuni hingga tidak ada satupun yang tersisa."
Ada satu hal yang perlu direnungkan. Menurut para ulama, berdasarkan kesimpulan dari ayat-ayat Alquran dan hadits-hadits, sholat dan ibadah-ibadah yang lain hanya menghapus dosa-dosa kecil. Sedangkan dosa-dosa besar tidak dapat diampuni tanpa bertobat secara khusus.
Oleh sebab itu, selain mengerjakan sholat, hendaknya kita selalu bertaubat dan beristighfar, jangan sampai kita melalaikannya. Jika Allah SAW mengampuni dosa-dosa besar karena kemurahan-Nya sebab sholat kita, itu perkara lain.
Dari Sayyidina Abu Utsman Radhiyallahu anhu, ia berkata, "Aku dan Sayyidina Salman Radhiyallahu anhu berada di bawah sebatang pohon, lalu ia mengambil sebatang ranting kering dari pohon itu dan mengibas-ngibaskannya sehingga daun-daunnya berguguran."
Salman berkata, "Hai Abu Utsman, mengapa kamu tidak bertanya kepadaku, mengapa aku berbuat begini?" Utsman bertanyo, "Mengapa kamu berbuat demikian?"
Salman menjawab, "beginilah baginda Rasulullah SAW melakukannya di hadapanku, ketika aku bersama beliau di bawah sebatang pohon. Beliau mengambil ranting kering dan mengibas-ngibaskannya sehingga daun-daunnya berguguran. Lalu beliau bersabda: Wahai Salman, mengapa kamu tidak bertanya kepadaku mengapa aku berbuat begini?"
Aku (Salman) bertanya kepada Nabi Muhammad SAW, "Mengapa kamu berbuat demikian?" Beliau bersabda, "Sesungguhnya jika seorang Muslim berwudhu dengon sempurna, selanjutnya mengerjakan sholat lima waktu, niscaya dosa-dosanya gugur sebagaimana daun-daun ini berguguran."
Rasulullah SAW membacakan satu ayat yang artinya, "Dirikanlah sholat pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada sebagian permulaan malam, sesungguhnya amal kebaikan menghapuskan kejahatan. Itulah nasihat bagi orang-orong yang mau menerima." (HR Imam Ahmad, Thabarani, Nasa'i)
Perbuatan Salman yang ditunjukkannya dalam hadits di atas, merupakan contoh kecil kecintaan para sahabat kepada baginda Nabi Muhammad SAW. Siapa pun yang mencintai seseorang, ia akan meniru tingkah laku orang yang dicintainya itu. Orang yang telah merasakan manisnya cinta, tentu memahami hakikat ini dengan baik. Begitu juga para sahabat ketika meriwayatkan sabda-sabda baginda Nabi Muhammad SAW sering menirukan perbuatan beliau seperti ketika beliau menyampaikannya.
Dilansir dari buku Fadhail Namaz yang disusun Syaikhul Hadits Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahlawi Rahmatullah alaih dan diterjemahkan Tim Penerjemah Kitab Fadhilah Amal Masjid Jami Kebon Jeruk Jakarta, diterbitkan Pustaka Ramadhan.