Senin 18 Sep 2023 11:24 WIB

Sananta tak Dilepas Bela Timnas, Pengamat: Perlu MoU Klub Wajib Lepas Pemain ke Timnas

Harus ada solusi agar setiap event yang diikuti timnas bisa menurunkan skuad terbaik.

Rep: Fitriyanto/ Red: Endro Yuwanto
Striker timnas Indonesia dan Persis Solo, Ramadhan Sananta (kanan) saat mengejar bola.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Striker timnas Indonesia dan Persis Solo, Ramadhan Sananta (kanan) saat mengejar bola.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kekuatan timnas Indonesia U-24 di ajang Asian Games 2022 dipastikan berkurang. Striker andalan skuad Garuda Muda, Ramadhan Sananta, yang namanya sudah masuk daftar 22 pemain, tidak diizinkan oleh Persis Solo gabung ke timnas dengan alasan klub sedang krisis striker.

Pengamat sepak bola Akmal Marhali ketika dihubungi Republika.co.id, Senin (18/9/2023) menyatakan, memang melepas atau tidak melepas pemain menjadi hak klub karena secara profesional pemain dikontrak sebagai "pekerja" oleh klub. Apalagi, event Asian Games bukan agenda FIFA. Tapi, lanjut dia, seharusnya semua memahami bahwa kepentingan negara di atas segalanya. Apalagi, kompetisi diciptakan sebagai kawah candradimuka untuk pembentukan timnas yang berkualitas untuk menghadirkan prestasi.

Baca Juga

"Tarik ulur pemain menjadi masalah klasik dalam sistem pembinaan dan juga pembentukan timnas yang sampai detik ini belum ada solusinya. Dan, anehnya semua ini terjadi karena tabrakan benturan kepentingan antara kompetisi dan kepentingan timnas," ujar Akmal yang juga koordinator Save Our Soccer (SOS).

Menurut Akmal, sama dengan jadwal SEA Games dan Piala AFF, jadwal turnamen yang diikuti timnas sudah teragenda dan terjadwal jauh-jauh hari. Seharusnya, ada solusi agar setiap event yang diikuti timnas bisa menurunkan skuad terbaik. Karena, turnamen diciptakan untuk bersaing merebut prestasi atas nama bangsa, bukan sebatas uji coba.

"Karena itu penting ke depan dibuat kesepakatan atau Memorandum of Understanding (MoU) bersama bahwa klub wajib melepas pemainnya ketika dibutuhkan untuk berjuang bersama timnas," tegas Akmal.

Akmal menambahkan, termasuk tentunya, ke depan, harus ada sinkronisasi antara jadwal kompetisi dan agenda timnas. Jangan sampai setiap kali akan mengikuti event terus bermasalah dengan tarik ulur pemain.

Lebih jauh Akmal menjelaskan, Asian Games memang bukan agenda FIFA, tapi tim-tim yang dihadapi punya kualitas yang levelnya lebih tinggi. Ada negara mapan seperti Jepang, Korea Selatan, Arab Saudi, Iran, dan Uzbekistan. Di sini, timnas Indonesia bisa mengukur sejauh mana levelnya berhadapan dengan tim-tim elite tersebut.

"Sekali lagi, harusnya semua (PSSI dan klub) bersepakat bahwa kepentingan negara di atas segalanya. Bukan sebaliknya, kompetisi lebih diprioritasnya dengan mengorbankan kepentingan tim nasional," kata Akmal.

PSSI, lanjut Akmal, harus tegas dan memberikan sanksi kepada klub yang tidak mau melepas pemainnya ke timnas. Ini agar road-map kompetisi sebagai medium peningkatan kualitas timnas menjadi terukur. "Sekali lagi, timnas yang kuat bermula dari kompetisi yang sehat."

Klasemen Liga 1 Musim 2024
Pos Team Main Menang Seri Kalah Gol -/+ Poin
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement