REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Bengkulu mengingatkan masyarakat meningkatkan kehati-hatian terhadap potensi penyebaran virus nipah berkaca dari pandemi Covid-19 yang ternyata menyebar ke seluruh dunia.
"Jangan panik pula, di Indonesia sampai saat ini kami belum menerima informasi dari Kemenkes soal penularan atau kasus. Tapi yang terpenting itu kehati-hatian, jangan lalai, kita sudah pernah punya pengalaman dengan pandemi Covid-19," kata Kepala Dinkes Provinsi Bengkulu Herwan Antoni, Senin (18/9/2023).
Dia mengatakan Indonesia sampai saat ini terdata aman dari penularan virus tersebut. Namun, aman bukan berarti abai terhadap potensi penyebaran virus tersebut karena di negara lain sudah ada kasus yang terdeteksi.
"Menjaga kebersihan, kesehatan, ini yang paling penting. Makanan yang akan dikonsumsi pastikan steril dan sehat, tidak mengonsumsi hal-hal yang membahayakan kesehatan," katanya.
Masyarakat, kata dia, juga bisa menerapkan protokol kesehatan seperti yang dilakukan saat kondisi pandemi Covid-19 dulu untuk mencegah penularan penyakit yang menular lewat udara. Protokol kesehatan memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, dan menjaga kebersihan tubuh serta pakaian.
"Informasi yang berkembang saat ini penularannya (virus nipah) belum diketahui apakah juga menular lewat udara. Informasinya saat ini menular dari hewan ke manusia, tapi alangkah baiknya juga mencegah kemungkinan kalau ada penularan lewat udara," ucapnya.
Sebelumnya, India mengalami wabah virus nipah (NiV) yang terjadi antarmanusia. Laporan tersebut menyebutkan wabah menyebar di daerah Kerala, India Selatan.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menjelaskan virus nipah (NiV) merupakan virus zoonosis, artinya dapat menyebar antara hewan dan manusia. Kelelawar buah merupakan hewan reservoir NiV di alam.
Virus nipah juga diketahui menyebabkan penyakit pada babi dan manusia. Wabah tersebut, menurut CDC, terjadi hampir setiap tahun di beberapa wilayah Asia, terutama Bangladesh dan India.