REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Warga antusias mencoba Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB). Selama masa uji coba yang sudah berjalan, kuota penumpang kereta cepat ini dibatasi 2.000 orang per hari, untuk perjalanan pulang-pergi (PP).
Calon penumpang yang ingin mencoba kereta cepat terlihat memadati Stasiun Tegalluar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Manager Corporate Communication PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Emir Monti mengatakan, hingga Ahad (17/9/2023) sudah ribuan penumpang yang mencoba kereta cepat.
“Sejak Jumat (15/9/2023) kita mengajak masyarakat Bandung untuk mencoba uji coba KCJB. Itu kurang lebih 3.000-4.000 penumpang sudah mengikuti kegiatan tersebut,” ujar Emir saat ditemui Republika di Stasiun Tegalluar, Senin (18/9/2023).
Emir menjelaskan, selama masa uji coba ini penumpang mencakup warga sekitar jalur kereta cepat, warga yang mendaftar secara daring melalui situs web ayonaik.kcic.co.id, serta undangan. Menurut dia, prioritasnya adalah warga sekitar. “Warga yang ingin naik hanya perlu unjuk KTP (Kartu Tanda Penduduk) sebagai bukti verifikasi daftar penumpang. Kalau sesuai, kita izinkan masuk,” kata dia.
Menurut Emir, selama masa uji coba ini disiapkan delapan rangkaian kereta cepat. Masing-masing rangkaian berkapasitas 601 kursi. Ia mengatakan, kuota penumpang selama masa uji coba ini di bawah kapasitas untuk menjamin kenyamanan dan keamanan selama perjalanan.
Emir menjelaskan, per harinya disediakan kuota penumpang 2.000 orang atau 500 orang per perjalanan. Tersedia perjalanan dari Stasiun Tegalluar menuju Stasiun Halim, Jakarta, maupun sebaliknya. Dengan pilihan jam keberangkatan pukul 09.00 WIB dan 14.00 WIB.
Setiap penumpang, kata dia, diatur untuk perjalanan pulang-pergi (PP). “Setiap perjalanan kita setting PP-ya. Jadi, (contohnya) pagi dari Halim jam 09.00, sampai sini (Tegalluar) sekitar 09.47. Balik lagi Halim jam 10.15. Itu rombongan yang sama,” kata Emir.