REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pj Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin menggelar rapat terkait inflasi dan kenaikan harga beras. Bey memastikan cadangan beras aman untuk Provinsi Jawa Barat.
Selain itu, untuk mengatasi kenaikan harga beras, Bey mengatakan akan mengadakan operasi pasar dan gelar pangan murah. "Dan juga untuk mengatasi kenaikan harga ini kami akan mengadakan operasi pasar murah, gelar pangan murah, dan ditambah juga dengan bantuan pangan yang sudah diutus oleh Pak Presiden," ujar Bey kepada wartawan di Gedung Sate, Senin (18/9/2023).
Di Jawa Barat, kata dia, terdapat 4,1 juta keluarga penerima manfaat. Untuk operasi pasar, akan segera dilakukan di beberapa titik.
"Kami akan menggelar operasi pasar murah 57 kali, sudah disiapkan anggarannya. Ini kan sudah menjadi konsen kita, (anggaran) dari BTT," ujarnya.
Di tempat yang sama, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat Erwin Gunawan Hutapea mengatakan inflasi Jabar sampai Agustus secara year to year sebesad 3,47 persen. Sedangkan secara year to date inflasi 1,47 inflasi. Angka ini terendah kedua di Jawa, yang mengalahkan cuma DKI Jakarta.
"Target inflasi masih punya ruang bisa kita jaga dengan tim dan seluruh instansi terkait. Sebanyak 3 plus minus 1 hingga akhir tahun," katanya.
Terkait harga beras, kata dia mengalami kenaikan karena iklim El Nino secara global tak hanya di Indonesia. Kekeringan pengaruh pola tanam. Tapi, secara cadangan stok beras di Jabar jumlahnya memadai.
"Bulog sedang proses nambah stok," katanya.
Dari sisi permintaan, kata dia, dengan adanya program bantuan pangan 4,1 juta penerima manfaat ini akan mempengaruhi permintaan. "Dengan kecukupan stok yang ada. Operasi pasar secara masif. Beras ada maka akan terjaga," katanya.