Selasa 19 Sep 2023 19:26 WIB

Begini Aksi Robot NASA Bantu Astronaut di Bulan

NASA bekerja sama untuk membuat robot humanoid yang akan dikirim ke orbit.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Natalia Endah Hapsari
NASA sangat tertarik untuk mengadaptasi Apollo (dan robot serupa) untuk menjadi asisten astronaut yang tinggal dan bekerja di orbit, juga di bulan dan bahkan Mars../ Ilustrasi
Foto: Dailymail
NASA sangat tertarik untuk mengadaptasi Apollo (dan robot serupa) untuk menjadi asisten astronaut yang tinggal dan bekerja di orbit, juga di bulan dan bahkan Mars../ Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— NASA telah bekerja sama dengan sebuah perusahaan robotika kecil di Texas, Amerika Serikat (AS) untuk melanjutkan kerja puluhan tahun badan antariksa tersebut dalam mengembangkan robot humanoid. Dalam waktu dekat, robot semacam itu mungkin akan dikirim ke orbit, atau bahkan planet lain, untuk membantu pekerjaan para astronaut. 

Dilansir Space, Selasa (19/9/2023), Apptronik, Inc. yang berbasis di Texas telah lama berkolaborasi dengan NASA di bawah program kontrak Penelitian Inovasi Bisnis Kecil (SBIR) untuk mengasah kemampuan Apollo, robot humanoid yang dikembangkan perusahaan untuk menangani tugas-tugas seperti logistik, manufaktur, dan bantuan perawatan kesehatan. 

Baca Juga

Sementara itu, NASA sangat tertarik untuk mengadaptasi Apollo (dan robot serupa) untuk menjadi asisten astronaut yang tinggal dan bekerja di orbit, juga di bulan dan bahkan Mars. Mereka bahkan mungkin suatu hari nanti berfungsi sebagai “avatar” yang dikendalikan dari jarak jauh di dunia lain untuk dipiloti oleh operator manusia di Bumi. 

Apptronik memberikan penekanan khusus pada modularitas desain Apollo, khususnya kemampuan adaptasinya untuk tugas logistik. Dengan tinggi 172,72 cm dan berat 73 kg, Apptronik mengatakan di situs webnya bahwa Apollo akan memiliki waktu pengoperasian sekitar empat jam per paket baterai dan kapasitas muatan 25 kg. 

Dengan demikian, meskipun pasar utamanya saat ini adalah lebih banyak pelanggan yang terkait dengan Bumi, yaitu operasi ritel, pergudangan, dan manufaktur, minat NASA seharusnya tidak mengejutkan. 

Fleksibilitas yang dijanjikan Apollo berarti bahwa ia harus memiliki kemampuan pemrograman ulang dan penyesuaian fisik pada tingkat tertentu. Ini sudah memiliki berbagai tingkat ketangkasan, fungsi otonom dan berbagai alat yang dapat dilengkapi, tetapi lebih banyak fungsi kemungkinan akan berkembang seiring dengan kemajuan pengembangan. 

Untuk mencapai tujuan tersebut, NASA telah meminjamkan keahliannya selama puluhan tahun di bidang robotika untuk membantu pengembangan Apollo di berbagai bidang seperti mobilitas robot dan prinsip desain perangkat lunak untuk interaksi manusia-robot yang aman. 

Kepala Tim Robotika Cekatan di Johnson Space Center NASA, Shaun Azimi mengatakan dalam sebuah pernyataan NASA, dengan menerapkan keahlian NASA dalam robot bergerak yang aman bagi manusia pada proyek-proyek komersial, bersama-sama kita dapat memacu inovasi di bidang penting ini. 

“Kami bangga melihat upaya kami menghasilkan teknologi robotika yang akan bermanfaat bagi perekonomian Amerika dan membantu manusia bekerja dengan aman dan produktif di Bumi dan juga berpotensi dalam eksplorasi ruang angkasa,” ujar Azimi. 

Tidak sulit untuk melihat bagaimana menurunkan muatan ke Bulan dengan menggunakan robot daripada manusia akan menjadi operasi yang jauh lebih aman dan efisien untuk pendaratan berawak di bulan atau Mars. Mengingat lingkungan yang sulit di kedua dunia, robot hampir pasti harus menjadi bagian integral dari misi mana pun jika ingin berhasil dalam jangka panjang. 

Robot dalam bentuk pendarat, penjelajah, dan bahkan drone udara untuk tujuan khusus sudah beroperasi di dunia lain, namun robot dengan tujuan umum adalah masalah yang sama sekali berbeda. Robot-robot tersebut akan mampu menangani tugas-tugas yang membosankan atau berbahaya di permukaan Bulan atau Mars dengan jauh lebih mudah dan aman dibandingkan manusia, dan pada prinsipnya harus dapat diprogram ulang sesuai kebutuhan untuk melaksanakan tugas baru kapan pun diperlukan— bahkan hal-hal yang tidak terpikirkan oleh para perancang ketika mereka membangunnya. 

Memiliki robot seperti itu untuk penjelajah manusia akan memungkinkan astronaut dan kegiatan operasional berbasis Bumi untuk fokus pada pencarian ilmiah dan tugas lain yang lebih penting daripada hal-hal seperti membangun tempat berlindung atau menggali sampel batuan. 

Selain itu, robot-robot ini dapat membantu dalam mengoperasikan dan memelihara fasilitas penambangan dan manufaktur di dunia lain yang dapat memproses sumber daya asli di lokasi, sebuah pengaturan yang secara signifikan akan mengurangi biaya pemeliharaan misi-misi ini untuk NASA. Lagi pula, akan jauh lebih murah dan praktis untuk membangun habitat manusia dari beton yang terbuat dari regolit Bulan dibandingkan mengirimkannya dari Bumi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement