Selasa 19 Sep 2023 10:23 WIB

Penerapan GCG di Indonesia Masih Tertinggal dari Negara ASEAN Lainnya

IICD kembali selenggarakan CG Conference & Award.

Red: Joko Sadewo
Kegiatan CG Conference & Award yang ke 14, yang diselenggarakan Indonesian Institute for Corporate Directorship (IICD).
Foto: istimewa/doc humas
Kegiatan CG Conference & Award yang ke 14, yang diselenggarakan Indonesian Institute for Corporate Directorship (IICD).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ketua Indonesian Institute for Corporate Directorship (IICD), Sigit Pramono,  posisi Indonesia dalam penerapan GCG masih tertinggal dari Malaysia, Thailand, Singapura, dan hanya unggul dari Filipina.

Hal ini disampaikan Sigit saat memberi sambutan pada CG Conference & Award yang ke 14, yang diselenggarakan Indonesian Institute for Corporate Directorship (IICD). Kegiatan yang bertema “Improving Quality Reporting to Encourage Stakeholders Engagement”, diselenggarakan di  Ballroom Financial Hall, Graha CIMB Niaga, Jakarta,i Senin (18/9/2023).

Dalam siaran persnya, disebutkan, acara ini merupakan ajang pemberian penghargaan kepada emiten-emiten yang telah mengimplementasikan praktek-praktek tata kelola perusahaan yang baik (GCG) pada tahun sebelumnya dan tidak terkait kasus serius yang bertentangan dengan prinsip-prinsip GCG.

Sigit Pramono menilai  pengalaman selama 20 tahun lebih membuat perusahaan emiten mengalami peningkatan signifikan dari sisi governance-nya . Ha ini menjadi pemicu semangat untuk terus lebih baik. "Inilah pentingnya selebrasi acara seperti ini untuk saling menyarankan dan saling mengukur,” kata dia Sigit.

Transformasi GCG di Indonesia perlu perjalanan panjang. Perilaku beretika menjadi yang utama. Hal penting itu melingkupi etik, transparan, akuntabilitas dan berkelanjutan.

Mantan wakil presiden Indonesia Budiono yang merupakan Ketua Penasehat IICD, mengatakan, untuk membuat ASEAN sebagai epicentrum of the word, diperlukan strategi yang matang dan harus digarap secara bersama-sama. Hal ini untuk membangun standar governance demi kepentingan bersama. “Membangun governance sebenarnya adalah membangun ekosistem,” ungkap Budiono.

Adapun Pemenang IICD Award most improve 2023 big caps adalah PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) dan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN). Sedangkan perusahaan yang memberikan hak khusus kepada para pemegang saham ini adalah PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) dan PT Cikarang Listrindo Tbk (POWR).

Untuk perusahaan terbaik yang menerapkan GCG versi IICD kali ini untuk middle cap adalah PT Adira Multi Finance Tbk (ADMF) dan PT Matahari Department Store Tbk (LPPF), dan PT Timah Tbk (TINS). Sedangkan jajaran emiten dengan penerapan GCG terbaik untuk big caps adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).

Penentuan emiten penerima penghargaan tersebut didasarkan penilaian yang dilakukan oleh IICD terhadap 200 emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan metode Asean CG Scorecard, yang dibagi menjadi 100 emiten Big Cap dan 100 emiten MidCap, dan didukung oleh enam asesor yang kompeten dan berpengalaman di Asean CG Scorecard dengan latar belakang pendidikan S2 dan S3.

Dalam acara ini, IICD mengumumkan Top 50 emiten BigCap dan MidCap dengan praktek CG Terbaik tahun 2022 dan diantara Top 50 tersebut terdapat 26 emiten BigCap serta 24 emiten MidCap terbaik yang menerima award. Sebelumnya, CG Expert IICD yang juga Team Leader Penilaian sekaligus anggota Dewan Pembina IICD memberikan paparan hasil penilaian 2023 terhadap 200 emiten,  serta beberapa rekomendasi yang harus dilakukan para emiten.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement