Selasa 19 Sep 2023 15:03 WIB

In Picture: Sumbu Filosofi Yogyakarta Resmi Diakui UNESCO Sebagai Warisan Budaya Dunia

Konsep tata ruang dicetuskan oleh Raja Pertama Kesultanan Yogyakarta pada abad ke-18.

Rep: Wihdan Hidayat/ Red: Mohamad Amin Madani

Tugu Pal Putih salah satu tempat yang termasuk dalam Sumbu Filosofi Yogyakarta di Yogyakarta, Senin (19/9/2023). Badan PBB untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan (UNESCO) menetapkan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai warisan budaya dunia. Penetapan ini dilakukan dalam Sidang Luar Biasa ke-45 Komite Warisan Dunia di Arab Saudi pada 18 September 2023. Sumbu Filosofi menjadi warisan budaya dunia ke lima yang dimiliki Indonesia setelah Candi Borobudur serta Candi Prambanan (1991), Situs Sangiran (1996), Subak Bali (2012), dan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (2019). Menurut UNESCO, Sumbu Filosofi Yogyakarta diakui sebagai warisan budaya dunia karena memiliki arti penting secara universal. Konsep tata ruang yang dicetuskan oleh Raja Pertama Kesultanan Yogyakarta pada abad ke-18 dibuat berdasarkan konsepsi Jawa berbentuk jalan lurus dari Panggung Krapyak menuju Keraton Yogyakarta hingga Tugu Pal Putih. (FOTO : Republika/Wihdan Hidayat)

Miniatur Sumbu Filosofi Yogyakarta yang berada di kawasan Tugu Pal Putih, Yogyakarta, Senin (19/9/2023). Badan PBB untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan (UNESCO) menetapkan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai warisan budaya dunia. Penetapan ini dilakukan dalam Sidang Luar Biasa ke-45 Komite Warisan Dunia di Arab Saudi pada 18 September 2023. Sumbu Filosofi menjadi warisan budaya dunia ke lima yang dimiliki Indonesia setelah Candi Borobudur serta Candi Prambanan (1991), Situs Sangiran (1996), Subak Bali (2012), dan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (2019). Menurut UNESCO, Sumbu Filosofi Yogyakarta diakui sebagai warisan budaya dunia karena memiliki arti penting secara universal. Konsep tata ruang yang dicetuskan oleh Raja Pertama Kesultanan Yogyakarta pada abad ke-18 dibuat berdasarkan konsepsi Jawa berbentuk jalan lurus dari Panggung Krapyak menuju Keraton Yogyakarta hingga Tugu Pal Putih. (FOTO : Republika/Wihdan Hidayat)

Warga memutari bangunan Panggung Krapyak yang termasuk dalam Sumbu Filosofi Yogyakarta di Bantul, Yogyakarta, Senin (19/9/2023). Badan PBB untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan (UNESCO) menetapkan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai warisan budaya dunia. Penetapan ini dilakukan dalam Sidang Luar Biasa ke-45 Komite Warisan Dunia di Arab Saudi pada 18 September 2023. Sumbu Filosofi menjadi warisan budaya dunia ke lima yang dimiliki Indonesia setelah Candi Borobudur serta Candi Prambanan (1991), Situs Sangiran (1996), Subak Bali (2012), dan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (2019). Menurut UNESCO, Sumbu Filosofi Yogyakarta diakui sebagai warisan budaya dunia karena memiliki arti penting secara universal. Konsep tata ruang yang dicetuskan oleh Raja Pertama Kesultanan Yogyakarta pada abad ke-18 dibuat berdasarkan konsepsi Jawa berbentuk jalan lurus dari Panggung Krapyak menuju Keraton Yogyakarta hingga Tugu Pal Putih. (FOTO : Republika/Wihdan Hidayat)

Warga memutari bangunan Panggung Krapyak yang termasuk dalam Sumbu Filosofi Yogyakarta di Bantul, Yogyakarta, Senin (19/9/2023). Badan PBB untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan (UNESCO) menetapkan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai warisan budaya dunia. Penetapan ini dilakukan dalam Sidang Luar Biasa ke-45 Komite Warisan Dunia di Arab Saudi pada 18 September 2023. Sumbu Filosofi menjadi warisan budaya dunia ke lima yang dimiliki Indonesia setelah Candi Borobudur serta Candi Prambanan (1991), Situs Sangiran (1996), Subak Bali (2012), dan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (2019). Menurut UNESCO, Sumbu Filosofi Yogyakarta diakui sebagai warisan budaya dunia karena memiliki arti penting secara universal. Konsep tata ruang yang dicetuskan oleh Raja Pertama Kesultanan Yogyakarta pada abad ke-18 dibuat berdasarkan konsepsi Jawa berbentuk jalan lurus dari Panggung Krapyak menuju Keraton Yogyakarta hingga Tugu Pal Putih. (FOTO : Republika/Wihdan Hidayat)

Bagian depan Keraton Yogyakarta terlihat dari Alun-Alun Utara Yogyakarta, Senin (19/9/2023). Badan PBB untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan (UNESCO) menetapkan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai warisan budaya dunia. Penetapan ini dilakukan dalam Sidang Luar Biasa ke-45 Komite Warisan Dunia di Arab Saudi pada 18 September 2023. Sumbu Filosofi menjadi warisan budaya dunia ke lima yang dimiliki Indonesia setelah Candi Borobudur serta Candi Prambanan (1991), Situs Sangiran (1996), Subak Bali (2012), dan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (2019). Menurut UNESCO, Sumbu Filosofi Yogyakarta diakui sebagai warisan budaya dunia karena memiliki arti penting secara universal. Konsep tata ruang yang dicetuskan oleh Raja Pertama Kesultanan Yogyakarta pada abad ke-18 dibuat berdasarkan konsepsi Jawa berbentuk jalan lurus dari Panggung Krapyak menuju Keraton Yogyakarta hingga Tugu Pal Putih. (FOTO : Republika/Wihdan Hidayat)

Bagian depan Keraton Yogyakarta terlihat dari Alun-Alun Utara Yogyakarta, Senin (19/9/2023). Badan PBB untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan (UNESCO) menetapkan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai warisan budaya dunia. Penetapan ini dilakukan dalam Sidang Luar Biasa ke-45 Komite Warisan Dunia di Arab Saudi pada 18 September 2023. Sumbu Filosofi menjadi warisan budaya dunia ke lima yang dimiliki Indonesia setelah Candi Borobudur serta Candi Prambanan (1991), Situs Sangiran (1996), Subak Bali (2012), dan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (2019). Menurut UNESCO, Sumbu Filosofi Yogyakarta diakui sebagai warisan budaya dunia karena memiliki arti penting secara universal. Konsep tata ruang yang dicetuskan oleh Raja Pertama Kesultanan Yogyakarta pada abad ke-18 dibuat berdasarkan konsepsi Jawa berbentuk jalan lurus dari Panggung Krapyak menuju Keraton Yogyakarta hingga Tugu Pal Putih. (FOTO : Republika/Wihdan Hidayat)

Pelajar berwisata di kawasan Keraton Yogyakarta, Senin (19/9/2023). Badan PBB untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan (UNESCO) menetapkan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai warisan budaya dunia. Penetapan ini dilakukan dalam Sidang Luar Biasa ke-45 Komite Warisan Dunia di Arab Saudi pada 18 September 2023. Sumbu Filosofi menjadi warisan budaya dunia ke lima yang dimiliki Indonesia setelah Candi Borobudur serta Candi Prambanan (1991), Situs Sangiran (1996), Subak Bali (2012), dan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (2019). Menurut UNESCO, Sumbu Filosofi Yogyakarta diakui sebagai warisan budaya dunia karena memiliki arti penting secara universal. Konsep tata ruang yang dicetuskan oleh Raja Pertama Kesultanan Yogyakarta pada abad ke-18 dibuat berdasarkan konsepsi Jawa berbentuk jalan lurus dari Panggung Krapyak menuju Keraton Yogyakarta hingga Tugu Pal Putih. (FOTO : Republika/Wihdan Hidayat)

Pelajar berwisata di kawasan Keraton Yogyakarta, Senin (19/9/2023). Badan PBB untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan (UNESCO) menetapkan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai warisan budaya dunia. Penetapan ini dilakukan dalam Sidang Luar Biasa ke-45 Komite Warisan Dunia di Arab Saudi pada 18 September 2023. Sumbu Filosofi menjadi warisan budaya dunia ke lima yang dimiliki Indonesia setelah Candi Borobudur serta Candi Prambanan (1991), Situs Sangiran (1996), Subak Bali (2012), dan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (2019). Menurut UNESCO, Sumbu Filosofi Yogyakarta diakui sebagai warisan budaya dunia karena memiliki arti penting secara universal. Konsep tata ruang yang dicetuskan oleh Raja Pertama Kesultanan Yogyakarta pada abad ke-18 dibuat berdasarkan konsepsi Jawa berbentuk jalan lurus dari Panggung Krapyak menuju Keraton Yogyakarta hingga Tugu Pal Putih. (FOTO : Republika/Wihdan Hidayat)

Abdi dalem menunggu wisatawan di Keraton Yogyakarta, Senin (19/9/2023). Badan PBB untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan (UNESCO) menetapkan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai warisan budaya dunia. Penetapan ini dilakukan dalam Sidang Luar Biasa ke-45 Komite Warisan Dunia di Arab Saudi pada 18 September 2023. Sumbu Filosofi menjadi warisan budaya dunia ke lima yang dimiliki Indonesia setelah Candi Borobudur serta Candi Prambanan (1991), Situs Sangiran (1996), Subak Bali (2012), dan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (2019). Menurut UNESCO, Sumbu Filosofi Yogyakarta diakui sebagai warisan budaya dunia karena memiliki arti penting secara universal. Konsep tata ruang yang dicetuskan oleh Raja Pertama Kesultanan Yogyakarta pada abad ke-18 dibuat berdasarkan konsepsi Jawa berbentuk jalan lurus dari Panggung Krapyak menuju Keraton Yogyakarta hingga Tugu Pal Putih. (FOTO : Republika/Wihdan Hidayat)

Penjelasan miniatur Sumbu Filosofi Yogyakarta yang berada di kawasan Tugu Pal Putih, Yogyakarta, Senin (19/9/2023). Badan PBB untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan (UNESCO) menetapkan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai warisan budaya dunia. Penetapan ini dilakukan dalam Sidang Luar Biasa ke-45 Komite Warisan Dunia di Arab Saudi pada 18 September 2023. Sumbu Filosofi menjadi warisan budaya dunia ke lima yang dimiliki Indonesia setelah Candi Borobudur serta Candi Prambanan (1991), Situs Sangiran (1996), Subak Bali (2012), dan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (2019). Menurut UNESCO, Sumbu Filosofi Yogyakarta diakui sebagai warisan budaya dunia karena memiliki arti penting secara universal. Konsep tata ruang yang dicetuskan oleh Raja Pertama Kesultanan Yogyakarta pada abad ke-18 dibuat berdasarkan konsepsi Jawa berbentuk jalan lurus dari Panggung Krapyak menuju Keraton Yogyakarta hingga Tugu Pal Putih. (FOTO : Republika/Wihdan Hidayat)

Miniatur Sumbu Filosofi Yogyakarta yang berada di kawasan Tugu Pal Putih, Yogyakarta, Senin (19/9/2023). Badan PBB untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan (UNESCO) menetapkan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai warisan budaya dunia. Penetapan ini dilakukan dalam Sidang Luar Biasa ke-45 Komite Warisan Dunia di Arab Saudi pada 18 September 2023. Sumbu Filosofi menjadi warisan budaya dunia ke lima yang dimiliki Indonesia setelah Candi Borobudur serta Candi Prambanan (1991), Situs Sangiran (1996), Subak Bali (2012), dan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (2019). Menurut UNESCO, Sumbu Filosofi Yogyakarta diakui sebagai warisan budaya dunia karena memiliki arti penting secara universal. Konsep tata ruang yang dicetuskan oleh Raja Pertama Kesultanan Yogyakarta pada abad ke-18 dibuat berdasarkan konsepsi Jawa berbentuk jalan lurus dari Panggung Krapyak menuju Keraton Yogyakarta hingga Tugu Pal Putih. (FOTO : Republika/Wihdan Hidayat)

inline

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Tugu Pal Putih salah satu tempat yang termasuk dalam Sumbu Filosofi Yogyakarta di Yogyakarta, Senin (19/9/2023).

Badan PBB untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan (UNESCO) menetapkan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai warisan budaya dunia. Penetapan ini dilakukan dalam Sidang Luar Biasa ke-45 Komite Warisan Dunia di Arab Saudi pada 18 September 2023. Sumbu Filosofi menjadi warisan budaya dunia ke lima yang dimiliki Indonesia setelah Candi Borobudur serta Candi Prambanan (1991), Situs Sangiran (1996), Subak Bali (2012), dan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (2019). Menurut UNESCO, Sumbu Filosofi Yogyakarta diakui sebagai warisan budaya dunia karena memiliki arti penting secara universal. Konsep tata ruang yang dicetuskan oleh Raja Pertama Kesultanan Yogyakarta pada abad ke-18 dibuat berdasarkan konsepsi Jawa berbentuk jalan lurus dari Panggung Krapyak menuju Keraton Yogyakarta hingga Tugu Pal Putih.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement